kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pemerintah menawarkan sukuk yield tinggi


Senin, 09 Juli 2018 / 08:00 WIB
Pemerintah menawarkan sukuk yield tinggi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atawa sukuk negara pada 10 Juli mendatang. Meski pasar surat utang masih tertekan akibat pelemahan nilai tukar rupiah, namun analis memperkirakan lelang sukuk kali ini masih digemari dan bisa mendapat penawaran hingga Rp 15 triliun.

Pemerintah sendiri mematok target indikatif Rp 4 triliun dalam lelang sukuk kali ini. Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra memperkirakan, walau tawaran masuk akan banyak, namun imbalan yang diminta investor pun bakal tinggi.

I Made memperkirakan, lelang SBSN kali ini bisa memperoleh penawaran di kisaran Rp 8 triliun–Rp 15 triliun untuk enam seri sukuk yang ditawarkan. Investor bakal memborong obligasi ini lantaran tertarik  melihat imbalan yang ditawarkan jumbo yang obligasi ini.

Ambil contoh, sukuk bertenor panjang, seperti PBS012 dan PBS015, menawarkan imbal hasil masing-masing 8,875% dan 8%. "Melihat hasil lelang pekan sebelumnya, pemerintah cenderung mengejar target penerbitan surat utang, sehingga yield yang dimenangkan jadi bisa di atas yield di pasar sekunder," kata dia, Jumat (6/7).

Made menambahkan, lelang ini bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk mendapatkan seri tenor panjang dengan kupon yang menarik, walaupun masih ada peluang harga SBSN tertekan di pasar sekunder. "Seri PBS012 dan PBS015 yang sudah beredar jumlahnya belum cukup besar, ini peluang bagi investor untuk bisa dapat return yang menarik," lanjut Made.

Sedangkan, bila jumlah penawaran yang masuk berada di sekitar proyeksi terendah, hal ini menandakan investor belum cukup percaya diri masuk ke pasar surat utang Indonesia. Ini karena nilai tukar rupiah yang masih melemah, meski suku bunga BI sudah naik tiga kali tahun ini.

Walau seri dengan tenor panjang menawarkan imbalan tinggi, tapi Made memperkirakan sukuk tenor pendek masih jadi primadona. Contohnya, seri SPN-S 11012019 yang jatuh tempo pada 11 Januari 2019 serta SPN-S 11042019 yang jatuh tempo pada April 2019. Kedua seri ini merupakan seri sukuk anyar. "Dua seri SPN baru akan diminati, ditambah ada variasi tenor," tutur Made.

Selanjutnya, masih ada seri PBS016 yang menawarkan imbal hasil 6,25% dan jatuh tempo pada Maret 2020. Disusul seri PBS002 yang menawarkan yield 5,45% dengan jatuh tempo Januari 2022. Sementara seri PBS012 memiliki tanggal jatuh tempo pada 15 November 2031 dengan imbal hasil 8,875%. Terakhir, seri PBS015 menawarkan imbal hasil 8% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2047.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×