Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah secara resmi meluncurkan penawaran sukuk ritel seri SR-011, Jumat (1/3) dan menargetkan penjualan sebesar Rp 10 triliun.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko ( DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan karena surat utang ritel ini bisa diperdagangkan kembali di pasar sekunder, maka volume penjualan biasanya lebih besar dibanding surat utang ritel yang tidak bisa diperdagangkan.
Sekadar informasi, hasil penjualan SR-010 di tahun lalu mencapai Rp 8,43 triliun, lebih besar dari target awal penjualan yang sebesar Rp 8,10 triliun.
Sementara, hasil penjualan sukuk tabungan seri ST-003 yang baru bulan lalu terlaksana mencapai Rp 3 triliun. "SR-011 kami targetkan Rp 10 triliun dan bersifat fleksibel jika ada kelebihan permintaan," kata Luky, Jumat (1/3) dalam acara peluncuruan penawaran SR-011 di Jakarta.
Luky optimistis, target penjualan seri ini bisa tercapai meski sistem distribusi masih secara offline. "Kami masih menggunakan mitra distribusi offline, ini masih proses transisi untuk dijual secara online, kami berharap penawaran ORI di tahun ini bisa online, jika sudah online, sukuk ritel selanjutnya pasti sudah bisa online juga," kata Luky.
Dalam upaya mengejar target penjualan di tengah pendistribusian secara offline, pemerintah bersama mitra distribusi mengaku akan bekerja sama melakukan pemasaran dengan sosialisasi ke beberapa daerah yang berpotensi memiliki jumlah investor cukup banyak. "Bersama mitra distribusi kami akan ke berbagai kota untuk sosialisasi apa itu sukuk ritel sebagai alternatif investasi," jelas Luky.
Penawaran SR-011 akan berlangsung hingga 21 Maret mendatang. Kupon yang ditawarkan sebesar 8,05% turun dari kupon surat utang ritel seri SBR-005 dan ST-003 yang berada di 8,15%.
Luky mengatakan, terjadi penurunan kupon karena pemerintah berusaha menyesuaikan dengan kondisi pasar obliagsi saat ini yield bergerak turun karena faktor suku bunga AS cenderung bergerak dovish dan optimisme kesepakatan perang dagang AS dan China. Tercatat, sejak awal tahun yield SUN bertenor 10 tahun bergerak turun dari 7,9% ke 7,8% per Jumat (1/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News