kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah masih kesulitan lelang SUN


Rabu, 31 Maret 2021 / 08:35 WIB
Pemerintah masih kesulitan lelang SUN


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) melaksanakan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (30/3). Ada 7 seri yang ditawarkan pemerintah dalam lelang SUN kali ini.

Dari lelang kali ini, pemerintah mengalami penurunan peminat lelang, bahkan menurut Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto, penurunan ini merupakan yang terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Di lelang ini, pemerintah hanya mendapatkan penawaran sebanyak Rp 33,95 triliun, dibandingkan lelang sebelumnya pada Selasa (16/3) yang mana pemerintah mendapatkan penawaran sebanyak Rp 40 triliun. Sedangkan untuk penyerapan pemerintah hanya menyerap Rp 4,75 triliun, padahal target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp 30 triliun.

Baca Juga: Sepi peminat, penawaran pada lelang SUN hari ini (30/3) hanya Rp 33,95 triliun

Dari penawaran yang masuk, seri FR0083 menjadi seri yang paling banyak diminati, dengan jumlah penawaran Rp 9,926 triliun yang jatuh tempo pada 15 April 2040. Seri ini juga yang paling banyak dimenangkan dengan total Rp 1,4 triliun.

Dibandingkan lelang SUN sebelumnya, seri FR0087 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2031 merupakan yang paling banyak diminati dengan penawaran masuk mencapai Rp 12,93 triliun. Seri ini juga yang paling banyak dimenangkan dengan total Rp 7,25 triliun.

Tren sulitnya pemerintah menjual obligasi saat ini menurut Ramdhan, dikarenakan pasar Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia saat ini untuk investor asing turun bahkan saat ini berada di bawah 30%.

Selain itu, meningkatnya pasar surat berharga global yang dipengaruhi meningkatkan US Treasury membuat magnet pasar berada di AS dibanding Indonesia, ini mempengaruhi pasar Indonesia, karena pengaruh suku bunga global.




TERBARU

[X]
×