Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pemerintah kembali melelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk, Selasa (21/4).
Lelang ini menawarkan empat seri lawas, yakni SPN-S 08102015 dengan tenor enam bulan dan imbalan diskonto. Seri ini menggunakan aset dasar barang milik negara berupa tanah dan bangunan.
Selain itu juga dilelang tiga seri project based sukuk (PBS) yang menggunakan aset dasar proyek atau kegiatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2015. Seperti, PBS006 yang akan jatuh tempo 15 September 2020. Seri ini menawarkan imbalan 8,25%.
Lalu, seri PBS007 yang akan jatuh tempo 15 September 2040. Seri ini menawarkan imbalan 9%. Serta seri PBS008 yang akan jatuh tempo 15 Juni 2016 dengan imbalan 7%.
Lelang sukuk negara tersebut akan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai agen lelang. Untuk setelmen dijadwalkan pada 23 April 2015. Dalam lelang ini, pemerintah menargetkan bisa menggenggam dana Rp 2 triliun.
Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan memperkirakan investor akan meminta yield di kisaran 7,4% hingga 7,5% untuk seri PBS006. Adapun untuk permintaan yield seri PBS 007 diprediksi sekitar 8,1% hingga 8,2%. Dan untuk PBS 008 diperkirakan di kisaran 7% hingga 7,1%.
"Pemerintah kemungkinan masih akan mengalami kelebihan permintaan dua hingga empat kali dari target," ujar Ariawan, Jakarta, Jumat (17/4).
Ariawan memperkirakan pemerintah tidak akan terlalu agresif menyerap lelang kali ini. Pasalnya, pemerintah masih memiliki sumber pendanaan lain melalui penerbitan sukuk global, eurobond serta samurai bond tahun ini.
"Sehingga apabila investor meminta yield tinggi, kemungkinan pemerintah tidak akan memenangkannya," ujar Ariawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News