kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah kembali lelang sukuk Rp 2 triliun


Jumat, 17 April 2015 / 19:42 WIB
Pemerintah kembali lelang sukuk Rp 2 triliun
ILUSTRASI. 5 Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi Setelah Berhubungan Seks.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah kembali melelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk, Selasa (21/4).

Lelang ini menawarkan empat seri lawas, yakni SPN-S 08102015 dengan tenor enam bulan dan imbalan diskonto. Seri ini menggunakan aset dasar barang milik negara berupa tanah dan bangunan.

Selain itu juga dilelang tiga seri project based sukuk (PBS) yang menggunakan aset dasar proyek atau kegiatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2015. Seperti, PBS006 yang akan jatuh tempo 15 September 2020. Seri ini menawarkan imbalan 8,25%.

Lalu, seri PBS007 yang akan jatuh tempo 15 September 2040. Seri ini menawarkan imbalan 9%. Serta seri PBS008 yang akan jatuh tempo 15 Juni 2016 dengan imbalan 7%.

Lelang sukuk negara tersebut akan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai agen lelang. Untuk setelmen dijadwalkan pada 23 April 2015. Dalam lelang ini, pemerintah menargetkan bisa menggenggam dana Rp 2 triliun.

Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan memperkirakan investor akan meminta yield di kisaran 7,4% hingga 7,5% untuk seri PBS006. Adapun untuk permintaan yield seri PBS 007 diprediksi sekitar 8,1% hingga 8,2%. Dan untuk PBS 008 diperkirakan di kisaran 7% hingga 7,1%.

"Pemerintah kemungkinan masih akan mengalami kelebihan permintaan dua hingga empat kali dari target," ujar Ariawan, Jakarta, Jumat (17/4).

Ariawan memperkirakan pemerintah tidak akan terlalu agresif menyerap lelang kali ini. Pasalnya, pemerintah masih memiliki sumber pendanaan lain melalui penerbitan sukuk global, eurobond serta samurai bond tahun ini.

"Sehingga apabila investor meminta yield tinggi, kemungkinan pemerintah tidak akan memenangkannya," ujar Ariawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×