kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Lelang sukuk diwarnai permintaan yield tinggi


Selasa, 07 April 2015 / 18:47 WIB
Lelang sukuk diwarnai permintaan yield tinggi
ILUSTRASI. Film The Girl on The Train dan sederet rekomendasi film psychological thriller yang bertema tentang ingatan manusia.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk, Selasa (7/4) diwarnai permintaan yield tinggi.

Untuk seri PBS006, misalnya, mengalami permintaan dengan yield terendah dan tertinggi yang masuk masing-masing 7,31% dan 7,81%. Permintaan tersebut lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya dengan permintaan yield terendah 7,18% dan tertinggi 7,62%.

Demikian juga dengan PBS007 dengan permintaan yield terendah yang masuk 8,12% dan yield tertinggu 9%. Adapun permintaan yield terendah pada lelang sebelumnya mencapai 8,06% dan tertinggi 8,25%.

Adapun seri PBS008 mengalami permintaan yield terendah 7,03% dan lelang sebelumnya sebesar 6,87%.

"Dalam lelang kali ini pemerintah memberikan yield yang cukup premium untuk PBS008 tenor satu tahun yang menghasilkan yield rata-rata tertimbang 7,07%. Sedangkan yield yang wajar untuk seri ini 6,5% hingga 6,8%" ujar analis PT Millenium Capital management Desmon Silitonga, Jakarta, Selasa (7/4).

Kendati permintaan yield tinggi, namun pemerintah menyerap Rp 2,63 triliun atau upsize sekitar 31% dari target indikatif yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp 2 triliun. Sedangkan total permintaan yang masuk dalam lelang ini mencapai Rp 5,39 triliun.

Hasil penyerapan dari lelang ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lelang SBSN sebelumnya yang sebesar Rp 1,97 triliun. "Tingginya dana yang diserap menunjukkan bahwa pemerintah konsisten menjalankan strategi frontloading. Dengan situasi pasar yang masih relatif stabil, pemerintah memang harus memaksimalkan setiap lelang untuk menyerap dana yang masuk," ujar Desmon.

Langkah tersebut sebagai antisipasi untuk menghadapi normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat, tekanan surat utang negara (SUN) di pasar sekunder dan adanya potensi melebarnya defisit APBN akibat tidak tercapainya penerimaan pajak tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×