kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.462   -30,39   -0,41%
  • KOMPAS100 1.155   -4,60   -0,40%
  • LQ45 914   -6,43   -0,70%
  • ISSI 227   0,61   0,27%
  • IDX30 470   -4,56   -0,96%
  • IDXHIDIV20 567   -5,69   -0,99%
  • IDX80 132   -0,48   -0,36%
  • IDXV30 141   0,34   0,24%
  • IDXQ30 157   -1,24   -0,78%

Pemerintah hanya memetik Rp 3,1 triliun permintaan


Selasa, 04 Juni 2013 / 07:59 WIB
Pemerintah hanya memetik Rp 3,1 triliun permintaan
ILUSTRASI. Buah delima adalah salah satu jenis makanan yang mengandung serat.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) gagal mencapai target lelang surat utang negara (SUN). Dari target indikatif sebesar Rp 8 triliun, pemerintah hanya memenangkan Rp 3,1 triliun.

Total permintaan masuk mencapai Rp 10,29 triliun untuk lima seri surat utang. Total permintaan ini lebih rendah ketimbang empat lelang SUN sebelumnya. Dari lima seri SUN yang dilelang, seri yang paling banyak dimenangkan pemerintah adalah seri FR0066 bertenor 5 tahun. Sedangkan SUN seri FR0065 tidak dimenangkan oleh pemerintah meskipun jumlah penawaran yang masuk pada seri ini mencapai Rp 3,017 triliun.

Josua Pardede, ekonom Bank Internasional Indonesia menjelaskan, minimnya penyerapan pemerintah dalam lelang SUN kali ini disebabkan tingginya imbal hasil yang diminta oleh investor. Pertimbangan investor meminta imbal hasil tinggi lantaran adanya spekulasi lonjakan inflasi yang dipicu rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Investor meminta imbal hasil terendah 6,91% untuk FR0065. Angka ini lebih tinggi ketimbang imbal hasilnya di pasar sekunder 6,85% akhir pekan lalu. Imbal hasil terendah yang diminta investor untuk seri FR0064 mencapai 6,64%, lebih tinggi ketimbang imbal hasil akhir pekan lalu di angka 6,59%. Tidak wajarnya imbal hasil yang diminta investor mengakibatkan pemerintah cermat dalam membatasi penyerapan.

Untuk seri FR0066, pemerintah masih menganggap imbal hasil yang diminta investor dalam batasan wajar. Karena itu, pemerintah paling banyak menyerap seri ini. Permintaan imbal hasil terendah seri FR0066 di angka 5,2%, lebih rendah ketimbang imbal hasil di pasar sekunder akhir pekan lalu 5,24%.

Di sisi lain, investor juga mulai mengantisipasi kenaikan inflasi dengan menyerbu tenor pendek. Sebab, dibanding tenor panjang, obligasi tenor pendek memiliki volatilitas yang lebih rendah. "Dalam kondisi ketidakpastian, investor lebih tertarik pada tenor pendek. Ketika pasar koreksi, tenor pendek tidak sesensitif tenor panjang," tutur Josua, Senin (3/6).

Saat ini, lanjut Josua, investor cenderung wait and see. Dalam 3 bulan - 6 bulan pasca kenaikan harga BBM, inflasi akan mencapai puncaknya. Lelang SUN akan kembali menarik peminat lebih banyak ketika inflasi kembali normal.

Head of Debt Research PT Danareksa Sekuritas, Yudistira Slamet bilang, sepinya permintaan masuk karena investor mengambil posisi wait and see. Sebab, bersamaan dengan digelarnya lelang, investor menanti data-data inflasi dan neraca berjalan.

Yudistira menilai, permintaan akan kembali ramai di lelang-lelang selanjutnya. Dengan demikian, imbal hasil yang diminta investor akan menurun. Setelah pengumuman harga BBM subsidi, lelang SUN akan lebih marak dan investor akan memburu seri-seri acuan.

Hasil Lelang Surat Utang Negara
Seri SPN03130904 SPN12140604 FR0066 FR0064 FR0065
Jatuh tempo 4 Sept 2013 4 Juni 2014 15 Mei 2018 15 Mei 2028 15 Mei 2033
Permintaan masuk (Rp miliar) 2791 1066 2351 1063 3017
Dimenangkan (Rp miliar) 550 250 2050 250 -
Yield tertinggi dimenangkan 4.150% 4.600% 5.330% 6.720% -
Yield rata-rata tertimbang 4.098% 4.580% 5.266% 6.695% -
Yield pasar sekunder (3/5) - - 5.133% 6.616% 6.880%
sumber: DJPU, Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×