kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Pembayaran Utang Repo Bakrie Belum Ada Kepastian


Jumat, 30 Januari 2009 / 10:56 WIB
Pembayaran Utang Repo Bakrie Belum Ada Kepastian


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pembayaran utang repurchase agreement (repo) saham PT Bakrie Capital Indonesia dan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) tak pasti. Para investor yang memegang repo Bakrie Capital mengaku belum mendapat kabar baru soal nasib duit mereka.

PT PNM Investment Management, misalnya, mengaku memiliki sekitar 63-64 kontrak repo dengan Bakrie Capital dan BNBR. Jatuh tempo kontrak itu berbeda-beda. Khusus repo dari Bakrie Capital, semua repo itu harus sudah lunas Juni 2009. Total tagihan repo PNM Investment kepada Bakrie Capital Rp 1,1 triliun.

Direktur Utama PNM Investment MQ Gunadi bilang, lewat repo itu, Bakrie Capital berutang kepada PNM dengan jaminan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), BNBR, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).

Cuma, sejak Oktober 2008 hingga sekarang, pembayaran repo Bakrie Capital sudah macet. Bakrie Capital sempat berjanji akan membayar Januari ini. Toh, "Sampai sekarang tidak ada pembayaran sama sekali. Total tunggakannya Rp 500 miliar," tandas Gunadi, kemarin.

Nasib tagihan repo kepada BNBR juga sama saja. PNM Investment punya tagihan repo Rp 231,81 miliar ke BNBR. Tahun lalu, BNBR masih bisa membayar cicilan pokok dan bunga yang jatuh tempo tepat waktu. Tapi, belakangan ini, pembayaran repo BNBR juga mulai seret.

Pada 19 Januari lalu, BNBR wajib membayar repo plus bunga Rp 111,8 miliar. Tapi, BNBR baru membayar Rp 28,8 miliar. "Akhir bulan ini, mereka berjanji akan membayar Rp 83 miliar lagi, tapi kelihatannya enggak bisa memenuhi," kata Gunadi. Selanjutnya, BNBR harus membayar Rp 120 miliar di bulan Februari 2009.

Parman Nataatmadja, Direktur Utama PNM, selaku induk PNM Investment, juga meragukan kemampuan BNBR melunasi repo tersebut. Sebab, pada pertemuan terakhir dengan PNM pekan lalu, BNBR mengaku akan sulit membayar repo yang jatuh tempo Januari. "Alasannya karena sekarang tidak mudah mencari dana," kata Parman.

Nah, guna menjamin piutangnya tertagih, PNM Investment akan memanfaatkan nota kesepakatan alias Memorandum Of Understanding (MoU) dengan Kejaksaan Agung. Ini untuk membantu menyelesaikan masalah utang repo dengan Bakrie Capital. "Kami sudah ada MoU dengan Jaksa Pidana Umum (Jampidum) yang berfungsi sebagai pengacara perusahaan BUMN," tandas Gunadi.

Direktur Utama BNBR Nalinkant A. Rathod memastikan bahwa BNBR akan membayar utang repo ke PNM Investment yang bakal jatuh tempo secara tunai. Cuma, soal repo Bakrie Capital, BNBR tidak ingin mencampurinya. "Itu bukan urusan kami," tandas Nalinkant belum lama ini.

Investor lain, PT Asia Kapitalindo Securities Tbk (AKSI) juga mengaku belum mendapat kabar lagi soal skema penyelesaian utang repo Bakrie Capital. AKSI memberi pinjaman ke Bakrie Capital sebesar Rp 25 miliar.

Sebelumnya, Presiden Direktur AKSI Wim Alfatih mengaku Bakrie Capital menawarkan menukar repo saham dengan surat utang jenis medium structured notes (MSN) yang memberi bunga sekitar 18% per tahun dan jangka waktu dua hingga tiga tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×