Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan memberlakukan pembatasan kegiatan di Jawa dan Bali. Pembatasan dengan istilah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) itu akan berlangsung 11 - 25 Januari 2021. Langkah ini diambil mempertimbangkan lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah wilayah.
Melihat hal ini, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengungkapkan, pembatasan akan menjadi sentimen pemberat bagi saham-saham ritel. Sebab, pembatasan kegiatan akan menekan daya beli masyarakat.
Adapun mengacu data inflasi terakhir di bulan Desember 2020, penopang inflasi berasal dari core inflation. Dengan kata lain, masyarakat masih lebih terfokus untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
Okie mengamati tekanan terhadap sektor ritel pun masih akan berlangsung hingga kuartal II 2021. Kendati emiten ritel sebenarnya sudah mulai beradaptasi dengan melakukan penjualan online, persaingan bisnis maupun produk akan menjadi lebih ketat.
Baca Juga: Pembatasan kegiatan di Jawa-Bali diterapkan pekan depan, begini dampaknya ke IHSG
" Hal tersebut berpotensi memberikan tekanan pada kinerja perusahaan. Kami lebih memilih wait and see pada saham-saham berbasis ritel," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/1).
Walau diprediksi masih akan tertekan, Okie melihat titik terang berupa distribusi vaksin. Diharapkan vaksinasi dapat menjadi penopang naiknya kepercayaan konsumen yang telah turun sejak kuartal II 2020.
Di sisi lain, Okie melihat masih ada peluang untuk saham-saham di sektor telekomunikasi karena penggunaan data selama pembatasan kegiatan diperkirakan akan meningkat. Oleh karenanya, ia menjagokan saham TLKM dengan target harga 3.880 dan EXCL dengan target harga 3.380.
Selain saham sektor telekomunikasi, Okie juga mempertimbangakan saham sektor konstruksi. Menurutnya, saham sektor ini akan terdampak minim karena pemerintah tetap mengizinkan proyek konstruksi berjalan. Di samping itu, sektor konstruksi berpotensi mengantongi kontrak baru yang lebih tinggi dibanding tahun 2020.
Sementara itu, Analis CSA Research Inistitute Reza Priyambada cenderung menjagokan saham-saham pertambangan di tengah pembatasan yang akan diterapkan pemerintah.
Menurutnya, saham pertambangan memiliki sentimen positif yang lebih kuat yakni harga-harga komoditas yang tengah membaik.
Baca Juga: Setelah naik 1,45%, IHSG berpotensi lanjut menguat pada Jumat (8/1)
Sentimen itu cenderung mendominasi dibandingkan sentimen dari pembatasan aktivitas masyarakat. Oleh karenanya, Reza melirik MDKA dan ADRO dengan target harga masing-masing 3.100 dan 1.750.
Di sisi lain, Reza juga merekomendasikan saham-saham yang berkaitan dengan vaksinasi Covid-19, misalnya farmasi.
Ia cenderung menyukai saham sektor farmasi plat merah PEHA karena harganya yang belum naik tinggi, serta kinerjanya yang tidak buruk. Ia pun menjagokan PEHA dengan target harga 2.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News