kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pembangunan PLTU Batang baru 35%, Adaro keluarkan US$ 1,4 miliar


Senin, 05 Februari 2018 / 21:02 WIB
Pembangunan PLTU Batang baru 35%, Adaro keluarkan US$ 1,4 miliar
ILUSTRASI. Tambang Batubara PT Adaro


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terus menggenjot pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang berkapasitas 2 x 1.000 Megawatt (MW) supaya beroperasi sesuai dengan target di tahun 2020. Saat ini pembangunannya sudah mencapai 35%.

Presiden Direktur (Presdir) Adaro, Garibaldi Thohir mengatakan, partner dari Jepang Electric Power Development Co, Ltd (J-Power) dan Itochu Corporation telah melaksanakan pemasangan struktur baja pada bangunan boiler di PLTU Batang, Jawa Tengah ini.

“Sekarang ini sedang di tahapan 30% – 35%. Intinya kerja sama dengan Jepang itu sudah jalan dan eksekusi serta rencananya bagus,” terangnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (5/2).

Adapun pendanaan yang sudah digelontorkan, kata pria yang akrab disapa Boy ini sama dengan kemajuannya yakni 35% dari nilai investasi keseluruhan PLTU Batang yang sebesar US$ 4 miliar. Itu artinya dana yang sudah dikeluarkan sekitar US$ 1,4 miliar. 

Sementara, Boy belum bisa mengungkapkan berapa belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dikeluarkan oleh Adaro tahun 2018 karena masih dalam perhitungan.

Adapun produksi batubara tahun ini ditargetkan masih sama dengan tahun sebelumnya, yakni antara 52 juta ton – 56 juta ton. “Cadangan harus diatur dan akhirnya untuk kepentingan negara dengan produksi yang panjang. Jadi bisa diambil secara optimal,” tandasnya.

Dari target produksi 52 juta ton – 54 juta ton, sekitar 25% digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Misalnya untuk pembangkit listrik, semen dan industri lainnya dan sisanya untuk ekspor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×