Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terus bergulir. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan per 1 November 2023 progres pembangunan fisik Ibu Kota Nusantara telah mencapai 22,1%.
Adapun dalam periode 2020-2024 dukungan infrastruktur pembangunan IKN mencapai Rp 60,99 triliun untuk 85 paket pekerjaan pembangunan infrastruktur dasar.
Analis menilai, sejumlah emiten akan diuntungkan dari berlanjutnya proyek IKN Nusantara ini. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Daniel A. Widjaja menilai, sektor semen akan diuntungkan dari Pembangunan IKN, seiring meningkatnya permintaan semen untuk keperluan Pembangunan.
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dinilai Daniel masih menjadi primadona untuk menyuplai semen ke IKN. Ini terlihat dari pasokan SMGR ke IKN yang sudah mencapai 71% dari total kebutuhan di sana.
“Faktor tersebut bisa jadi karena posisi SMGR sebagai BUMN yang lebih diprioritaskan dibanding swasta,” kata Daniel kepada Kontan.co.id, Minggu (26/11).
Baca Juga: IHSG Tembus Level 7.000, Peluang Window Dressing Terbuka Lebar
Daniel melihat, permintaan semen di Kalimantan masih tinggi. Ini tercermin dari volume penjualan semen di Kalimantan periode bulan Oktober 2023 yang tumbuh 36,4% secara year-on-year (YoY).
Selain sektor semen, pembangunan IKN juga akan menjadi katalis bagi sektor konstruksi. Kepala Riset RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya mengatakan, perkembangan pembangunan IKN akan berdampak langsung pada sektor konstruksi, karena kontrak-kontrak baru yang diteken umumnya terfokus pada infrastruktur dasar dan gedung-gedung pemerintah.
Raihan kontrak baru dari IKN akan berdampak positif bagi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) karena keduanya mempunyai permasalahan leverage. Memenangkan kontrak baru akan meningkatkan arus kas WIKA dan WSKT.
Emiten pengembang properti juga berperan dalam menyukseskan Pembangunan IKN. Nusantara, yang dirancang menjadi smart city, memerlukan fasilitas pendukung seperti real estate komersial, perumahan, pusat pendidikan, dan perkantoran.
Baca Juga: Intip Proyeksi IHSG Sepekan ke Depan Usai Menghijau pada Minggu Lalu
Namun, RHB Sekuritas menilai, dampak IKN terhadap sektor properti secara keseluruhan masih netral. Sebab, emiten properti memerlukan belanja modal yang besar untuk memulai proyek pembangunan mereka dari awal, misal untuk membuka lahan dan membangun infrastruktur dasar seperti jalan.
Penerima manfaat paling besar kemungkinan adalah PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Sebab, PWON berfokus pada pendapatan berulang (recurring income) dari bangunan komersial. PWON juga mempunyai pengalaman membangun pusat perbelanjaan. Selain itu, biaya untuk membangun akses jalan ke kawasan komersial lebih rendah dibandingkan biaya membangun akses ke kawasan perumahan.
Emiten selanjutnya yang diuntungkan adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA), yang berencana untuk membangun rumah tapak yang ditargetkan untuk segmen berpendapatan menengah ke bawah, dengan harga unit rata-rata Rp 2 miliar.
Selanjutnya, emiten yang bergerak di sektor energi baru terbarukan (EBT) juga akan diuntungkan dari pembangunan IKN. RHB Sekuritas melihat, seiring dengan naiknya potensi penggunaan energi terbarukan di Kalimantan, produsen listrik bersih seperti PT Kencana Energy Tbk (KEEN) dan PT Arkora Hydro (ARKO) akan diuntungkan.
Emiten barang konsumsi yang memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti biskuit, kopi dan susu akan mendapat keuntungan dari Pembangunan IKN. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Ultrajaya Milk & Industry Trading Tbk (ULTJ) akan diuntungkan mengingat masih rendahnya penetrasi pasar produk buatan mereka.
Baca Juga: Laju Saham Perindustrian Masih Ketinggalan, Simak Prospek Sahamnya
Ekspansi di Kalimantan
Sejumlah emiten telah memiliki rencana untuk mengembangkan bisnisnya di Kalimantan. Seperti ARKO, yang saat ini ARKO mengantongi 120 megawatt (MW) yang berada dalam pipeline proyek pembangkit. Pipeline ini berada di Kalimantan Tengah sebesar 50 MW dan Kalimantan Barat sebanyak 50 MW.
Adapun bauran energi (energy mix) di Kalimantan masih rendah, yang saat ini hanya 4%. ARKO berharap, ketika proyek pembangkut listrik miliknya rampung, bauran energi di Kalimantan bisa mencapai 15%
PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP) juga menjajaki peluang untuk membangun pabrik produk plastik baru di IKN. Direktur PDPP Lim Kim Guan mengatakan, nantinya PDPP akan menggandeng korporasi besar dalam membangun pabrik ini. Nantinya, pabrik ini akan menghasilkan produk sektor pembangunan yang berbahan plastik, seperti pipa PVC hingga stop kontak listrik
Baca Juga: Kado Dividen Interim dari Emiten Perbankan Jelang Akhir Tahun
Lim mengatakan, PDPP sudah menjajaki rencana pembangunan pabrik ini kepada pelanggan. “Jika setuju kami lanjut merealisasikan, dan dihitung nilai investasinya, yang penting ada permintaannya,” terang Lim.
Daniel menyematkan rekomendasi buy saham SMGR dengan target harga Rp 7.925 per saham. Dia juga menyematkan rekomendasi buy saham INTP dengan target harga Rp 12.625 per saham.
Sedangkan RHB Sekuritas menyematkan rating buy saham SMGR dengan target harga Rp 9.300, buy saham INTP dengan target harga Rp 14.300, buy saham KEEN dengan target harga Rp 1.300 per saham, buy saham PWON dengan target harga Rp 570, buy saham CTRA dengan target harga Rp 1.330 per saham, dan buy saham MYOR dengan target harga Rp 3.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News