Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Arah pergerakan harga batubara akan semakin jelas setelah rangkaian pertemuan PBB yang berfokus membahas permasalahan iklim selesai diselenggarakan. Pertemuan yang dimulai hari ini hingga dua pekan mendatang akan menyedot perhatian pasar.
Mengutip Bloomberg, Jumat (27/11) harga batubara kontrak pengiriman Desember 2015 di ICE Futures Exchange bergerak stagnan di level US$ 53,70 per metrik ton seperti hari sebelumnya. Harga ini pun hanya bergerak sempit dalam sepekan terakhir dengan penurunan tipis 0,27%.
Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures dalam pertemuan di Paris yang bergerak agresif untuk memerangi batubara adalah Inggris. Diduga, pemerintah Inggris akan memutuskan untuk mengikuti langkah China.
Langkah yang dimaksudkan adalah menutup pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara miliknya. Tidak main-main, negeri Ratu Elizabeth berencana menutup semua PLTU batubaranya.
“PLTU batubara itu akan digantikan oleh pembangkit listrik dan gas,” jelas Deddy. Memang tercatat batubara memasok 28% listrik di Inggris. Dengan adanya rencana ini, semua mata pasar akan tertuju pada pengumuman dari Inggris.
Perhatian pasar memang akan berfokus pada pertemuan di Paris, Perancis. Sebabnya, ini akan menentukan arah masa depan bagi harga batubara. Walaupun memang langkah Inggris ini tidak lantas diikuti oleh semua negara.
"Namun jika semakin banyak yang menggiatkan pengurangan penggunaan batubara maka akan semakin sulit bagi harga untuk unggul," jelas Deddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News