Reporter: Harry Febrian | Editor: Edy Can
JAKARTA. Sawab pemangkasan peringkat sembilan negara Eropa mulai membekap bursa lokal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Senin (16/1), melemah 0,65% menjadi 3.909,69.
Analis Lautandhana Securindo, Willy Sanjaya, menilai dampak sentimen negatif dari Eropa cuma sementara. "Indeks masih berpeluang mencapai kisaran 4.000. Semoga bisa tercapai minggu ini, atau setidaknya, sebelum akhir Januari," kata dia.
Willy optimistis, Januari Effect akan muncul tahun ini. Ia menambahkan, sejumlah emiten sudah merilis laporan keuangan full year 2011. "Sejauh ini, beberapa perusahaan memperlihatkan pertumbuhan laba yang tergolong tinggi," ujar Willy.
Kekhawatiran tentang laju inflasi juga akan mereda, begitu angka tersebut dipublikasikan. "Jangan lupa, ada Tahun Baru Imlek. Perayaan itu biasanya membantu gerak perekonomian," ujar Willy. Proyeksi Willy, IHSG akan bergerak di rentang 3.818-3.945.
Alwy Assegaf, analis Universal Broker Indonesia, menyodorkan pandangan yang sebaliknya. Ia menduga, penurunan indeks akan berlanjut. Secara teknikal, ujar Alwy, IHSG saat ini terjebak di antara level support, 3.890, dan resistance, 3.950.
Stochastic mengindikasikan IHSG sudah overbought. Pola dead cross yang menunjukkan sinyal negatif, bisa terbentuk. Candlestick kini sudah memperlihatkan black body yang berarti aksi jual lebih dominan daripada aksi beli.
Situasi Eropa yang masih begitu-begitu saja merupakan alasan Alwi untuk pesimistis. "Setelah S&P melakukan downgrade massal terhadap kawasan zona euro, indeks akan terpeleset ke tren bearish," ujar dia. Proyeksi Alwy, IHSG, besok, akan berada kisaran 3.875 – 3.930.
Eric Ng, Analis Magnus Capital, menyodorkan pandangan yang setali tiga uang dengan Alwy. Selain keputusan S&P memangkas peringkat utang negara-negara di Eropa, indeks akan kehabisan tenaga karena bursa saham di Amerika Serikat akan libur di awal pekan ini. "Indeks memiliki kisaran support 3.858-3.928, serta rentang resistance 3.928-3.950," tukas Eric.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News