Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negara pengekspor minyak, baik anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) maupun yang bukan, memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari pada awal tahun ini. Dalam kebijakan ini OPEC memangkas 0,8 juta barel, sementara non-OPEC mengurangi 0,4 juta barel.
Pasokan minyak mentah dari OPEC pada Desember lalu mencapai sebesar 32,68 juta barel per hari. Artinya persediaan minyak global bulan ini sekitar 31,48 juta barel per hari.
Mengutip Bloomberg, harga minyak dalam West Texas Intermediate (WTI) AS di pasar berjangka Nymex untuk pengiriman Februari terpantau tumbuh 0,12 poin menjadi US$ 48,64 per barel pada Selasa (8/1) pukul 14.30 WIB. Dibanding kemarin yang berada di level 48,52.
“Pada dasarnya keputusan OPEN dan non-OPEC ini menumbuhkan harga minyak,” kata Analis Morex Investindo Futures, Faisyal kepada Kontan.co.id, Selasa (8/1).
Ia menambahkan Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar di dunia memiliki peran penting. Pasalnya, Arab Saudi memotong supply minyak menjadi sekitar 800 ribu barel per hari pada akhir Januari dari level supply November.
Selain itu adanya pertemuan Amerika Serikat (AS) dan China ikut berpengaruh terhadap harga minyak.
Faisyal memprediksi besok minyak akan diperdagangkan di kisaran harga US$ 46,00-US$ 50,00 per barel. Semantara untuk minggu depan berada di level US$ 43,20-US$ 53,25 per barel.
“Minggu depan agak lebar rentang harganya karena minggu ini akan ada banyak peristiwa yang belum tau arahnya ke mana,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News