Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan kemarin. Saat penutupan perdagangan, indeks saham berada di level 5.800,21, atau melemah sekitar 0,23% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya.
Para analis menilai, pelemahan ini terjadi lantaran pelaku pasar masih berada di posisi wait and see. Maklum saja, saat ini banyak faktor yang menimbulkan ketidakpastian tengah menyelimuti bursa. Ketidakpastian tersebut membuat pelaku pasar melakukan penyesuaian portofolio.
"Ada beberapa yang mengubah portofolio dan masuk ke Eropa, ada juga beberapa yang memilih memegang cash," jelas Kevin Juido, Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas, kepada KONTAN, kemarin.
Aksi penyesuaian portofolio ini juga tampak mempengaruhi bursa. Investor asing masih cenderung mencatatkan jual bersih. Pada perdagangan kemarin, asing mencetak net sell sebesar Rp 115,27 miliar. Dengan demikian, selama lima hari terakhir, investor asing sudah membukukan jual bersih senilai Rp 3,28 triliun.
Saham-saham yang diperdagangkan kemarin juga tampak tidak terlalu banyak bergerak. Saham PT Minna Padi Investama Tbk (PADI) menjadi saham dengan kenaikan harga tertinggi. Harga saham ini naik 24,51% menjadi sebesar Rp 635 per saham.
Sementara saham dengan penurunan paling dalam adalah PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Saham perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Bakrie ini mencatatkan penurunan 25% ke Rp 300 per saham.
Kemarin, nilai transaksi di bursa saham mencapai Rp 7,643 triliun. Kisaran pergerakan indeks saham kemarin antara 5.785,90 hingga 5.831,64.
Para analis menilai, hari ini, IHSG juga belum akan bergerak banyak. Pasalnya, baik investor asing dan investor lokal masih berada dalam posisi wait and see. Meski begitu, analis yakin IHSG masih berada dalam tren bullish.
"Kondisi penguatan masih terlihat, hanya saja terdapat beberapa hal yang mempengaruhi," kata William Surya Wijaya, Vice President Indosurya Mandiri Sekuritas.
Pergerakan IHSG antara lain akan terpengaruh oleh pergerakan harga komoditas. Sejumlah harga komoditas tampak bergerak naik. Ambil contoh, per pukul 21.12 WIB kemarin, harga minyak jenis light sweet menguat 0,77% ke level 48,26 per barel.
"Harga komoditas yang bergejolak menarik investor untuk memindah dulu portofolio mereka," kata William.
Kevin menilai pergerakan indeks saham hari ini berpotensi mengikuti pergerakan harga komoditas, terutama minyak dan batubara. Bila harga kedua komoditas tersebut menguat, ada peluang indeks saham naik.
Selain itu, hasil pertemuan petinggi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve juga akan mempengaruhi pergerakan IHSG. Petinggi The Fed dijadwalkan menyampaikan hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (27/6) pukul 1.00 dinihari waktu Indonesia.
Kevin memprediksi, hari ini, IHSG akan menguat dalam kisaran support di 5.789 dan resistance di 5.824. Sedangkan, menurut analisa William, hari ini, IHSG berpeluang menguat dengan kisaran pergerakan di 5.761-5.876.
William menyarankan investor mencermati pergerakan harga komoditas. Bila harga komoditas terus naik, opsi mengubah portofolio ke sektor komoditas bisa dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News