Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi harga emas untuk menyentuh level US$ 1.600 per ons troi di akhir 2019 semakin terbuka. Apalagi, perdagangan Selasa (27/8) harga emas untuk kontrak Desember 2019 berhasil menyentuh rekor baru yakni US$ 1.541,90 per ons troi atau naik 0,30%.
Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengungkapkan, secara tren harga emas saat ini masih cenderung akan bullish untuk jangka menengah hingga jangka panjang. Meskipun begitu, untuk jangka pendek harga cenderung sudah overbought.
Baca Juga: Emas kembali menembus rekor, investor belum terlambat beli si kuning
"Untuk jangka panjang, harga emas masih rebound dari koreksi konsolidasi panjang beberapa tahun terakhir. Jangka menengah, harga masih bullish post break out US$ 1.376 per ons troi, sekaligus jadi strong support yang sulit ditembus nantinya," papar Wahyu kepada Kontan.co.id, Selasa (27/8).
Sedangkan untuk jangka pendek, secara keseluruhan tren harga jangka pendek masih bullish, namun rentan terjadi koreksi. Meskipun begitu, potensi koreksi cenderung terbatas dan akan menunggu momentum untuk melanjutkan kenaikan.
Adapun beberapa sentimen yang dianggap berpotensi menekan harga emas yakni, peluang dialog perang dagang antara AS dengan China. Selain itu, sentimen atau peluang wacana AS dengan Iran untuk melakukan pertemuan membahas mengenai nuklir.
Baca Juga: Harga emas masih naik 0,42% di level US$ 1.533,74 per ons troi (Pukul 14.06 WIB)
"Apalagi, jika kondisi itu didukung rebound global stocks, yang bisa mengurangi arus safe haven," ujarnya.
Dengan begitu, untuk jangka menengah Wahyu menilai pergerakan harga emas akan berada di rentang US$ 1.450 per ons troi hingga US$ 1.560 per ons troi. Sedangkan hingga akhir tahun, harga emas berpotensi bergerak di rentang US$ 1.400 per ons troi hingga US$ 1.600 per ons troi.
"Syaratnya, jika level US$ 1.560 per ons troi bisa tembus dalam rentang sepekan atau sebulan ke depan, maka level US$ 1.600 akan sangat memungkinkan tembuh di tahun ini," tandasnya.
Baca Juga: Ini alasan mengapa bank sentral dunia sangat mencintai emas
Untuk itu, jika sebelumnya Wahyu cenderung merekomendasikan buy hold dan hit new high, maka saat ini rekomendasinya cenderung beli saat harga turun, atau buy on weakness.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News