Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setelah menukik tajam beberapa hari, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak konsolidasi. Namun, pelemahan masih menghantui pada akhir pekan ini.
Kamis (12/3), di pasar spot, rupiah menguat tipis 0,09% menjadi Rp 13.180 per dollar AS. Namun, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah masih tergelincir 0,09% ke level Rp 13.176 per dollar AS.
Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Albertus Christian menilai, rupiah konsolidasi lantaran pelaku pasar menunggu sinyal dari FOMC meeting. Data ekonomi AS yang solid bisa mendorong FOMC mengerek suku bunga acuan.
Dari domestik, rupiah tertopang pernyataan Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara yang memprediksi neraca dagang bulan Februari surplus US$ 500 juta. “Tapi risiko pelemahan rupiah masih ada, karena AS akan merilis data penjualan ritel yang diprediksi membaik," kata Albertus. Prediksinya, rupiah bergulir di kisaran Rp 13.115 - Rp 13.270 per dollar AS.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual bilang, pasar akan menunggu hasil rapat BI dan FOMC pada Selasa (17/3). The Fed berpeluang mengerek bunga, sedangkan BI diharapkan bisa memotong suku bunga lagi."Pasar akan wait and see, sehingga rupiah konsolidasi antara Rp 13.120 - Rp 13.200 per dollar AS," prediksinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News