CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Pelemahan rupiah hari ini berpeluang lanjut hingga esok


Senin, 07 Oktober 2019 / 18:01 WIB
Pelemahan rupiah hari ini berpeluang lanjut hingga esok
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia di bulan September masih di bawah ekspektasi. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China juga masih mengalami ketidakpastian. Akibatnya, rupiah kembali loyo di awal pekan Oktober ini. Rupiah melemah 0,18% ke level Rp 14.163 per dolar AS pada Senin (7/10).

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menyatakan penyebab rupiah melemah hari ini karena pelaku pasar masih cenderung berhati-hati. Pertama, hari ini pemerintah baru merilis cadangan devisa Indonesia periode bulan September yang ternyata turun. Kedua, ketidakpastian rencana pertemuan antara AS dan China.

"Hari ini dikabarkan wakil Perdana Menteri China akan berkunjung bersama dengan delegasi perdagangan China ke Washington. Tujuannya untuk negosiasi dagang. Namun, di sisi lain ada eskalasi baru antara AS dan Uni Eropa," ujar Deddy kepada Kontan.co.id, Senin (7/10).

Baca Juga: Cadangan devisa September turun, ini kata ekonom

Deddy mengatakan, ketegangan antara AS dan Eropa tersebut berkaitan dengan rencana AS yang mempersiapkan pengenaan tarif impor baru terhadap barang dari Eropa. Tepatnya, AS berencana mengenakan tarif impor dari 10% dan  25% pada 18 Oktober mendatang.

Tidak hanya sampai di situ, Deddy menilai tidak adanya katalis positif dari pasar global juga masih akan membuat rupiah melemah esok. Deddy memperkirakan secara teknikal rupiah masih terdepresiasi pada Selasa (8/10).

Sentimen pelemahan rupiah berasal dari domestik dan juga global. Di sisi internal, dia menilai data dalam negeri belum ada yang menarik perhatian pelaku pasar dan investor untuk mengoleksi rupiah.

Baca Juga: Perang tarif AS dan UE menekan rupiah yang terbeban penurunan cadangan devisa

Terlebih lagi, pada Rabu mendatang, Bank Indonesia (BI) akan merilis data penjualan eceran (retail sales) Indonesia periode bulan Agustus. "Kalau itu sesuai sama ekspektasi pasar, mungkin rupiah bisa menguat," tambah Deddy.

Selain itu, proyeksi rupiah masih melemah besok juga karena pelaku pasar masih pertemuan FOMC dan Bank Sentral Eropa (ECB) di pekan ini. Deddy mengatakan, data inflasi AS juga turut andil dalam perkirakan pelemahan rupiah besok. Deddy memproyeksi rupiah akan melemah di rentang level Rp 14.130-Rp 14.200 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×