CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Pelemahan rupiah hanya sementara pengaruhi IHSG


Selasa, 15 Januari 2013 / 13:57 WIB
Pelemahan rupiah hanya sementara pengaruhi IHSG
ILUSTRASI. Warga belanja kebutuhan pokok di sebuah ritel pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (22/6/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pelemahan rupiah atas dollar Amerika Serikat (AS), menjadi pemeran utama penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Rupiah yang sempat berada di level Rp 9.810 per dollar AS, membuat IHSG sempat berada di zona negatif pada Selasa (15/1).

Pernyataan itu seperti yang diungkapkan dalam riset yang dirilis Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang. "Namun akhirnya IHSG bergerak flat sebelum ditutup menguat 9,16 poin atau 0,21% pada level 4.391 sepanjang sesi I hari ini," tutur Edwin.

Sepanjang sesi I, IHSG dibantu menguatnya saham-saham di sektor manufaktur, infrastruktur, dan mining. Namun Edwin mengingatkan, jika USD/IDR tidak mengalami perubahan alias hanya bergerak di level 9.790/9.810, maka IHSG di sesi II nanti tidak bisa diharapkan banyak untuk menguat lebih lanjut.

Sementara, Analis Recapital Securities, Agustini Hamid mengungkapkan, pengaruh pelemahan rupiah terhadap nett sell asing hanya bersifat sementara. "Terutama berpengaruh pada saham di sektor manufaktur dan mining," ungkap Tini kepada KONTAN.

Biasanya, kata Tini, pengaruh pelemahan rupiah akan terasa pada saham-saham yang menggunakan kurs dollar dalam laporan keuangannya. Namun saham manufaktur yang diwakili PT Astra Internasional Tbk (ASII) masih terbantu rilis penjualan mobil dan motor yang meningkat 25%.

Dia pun melihat secara akumulasi, asing masih melakukan net buy yang didorong sentimen dari AS yang tengah menunggu keputusan The Fed untuk kembali melakukan quantitative easing.

Tini menyadari, adanya peningkatan permintaan dollar di awal tahun ini yang melemahkan rupiah. "Itu lebih karena adanya peningkatkan pembayaran utang luar negeri. Padahal, biasanya peningkatan permintaan dollar hanya terjadi di akhir tahun," ungkap Tini.

Ke depannya, Tini masih optimis akan adanya peningkatan net buy asing terutama dengan adanya pertumbuhan ekonomi China yang akan meningkatkan permintaan bahan mentah seperti batubara. "Dengan begitu, akan ada net buy di sektor mining seiring pertumbuhan permintaan bahan mentah dari China," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×