Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Kemarin, rupiah menguat 2,34% dibandingkan penutupan Jumat (11/1) ke 9.635 di pasar spot. Namun, di kurs tengah BI, dollar Amerika Serikat (AS) justru menguat 0,1% ke 9.670.
Analis Divisi Tresuri BNI, Raditya Aribowo, mengungkapkan, penguatan rupiah ditopang membaiknya ekonomi global yang mendorong minat pasar terhadap aset berisiko. Dollar AS juga tertekan karena kenaikan defisit neraca perdagangan AS menjadi US$ 48,7 miliar. "Membaiknya ekonomi global serta buruknya kinerja ekspor AS menjadi faktor penopang nilai tukar rupiah di pasar spot," kata Raditya.
Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures menambahkan, penguatan rupiah juga ditopang pernyataan Menteri Keuangan yang menyatakan bahwa pemerintah menargetkan nilai tukar rupiah di kisaran 9.300 – 9.700. "Pelemahan perlu untuk memaksimalkan pendapatan ekspor, tapi pernyataan ini menyiratkan bahwa pergerakan rupiah akan dijaga agar tidak jatuh lebih dalam," kata Albertus.
Raditya dan Albertus memprediksi, rupiah cenderung menguat terbatas. Raditya memprediksi rupiah bergerak di 9.630 – 9.890, hari ini. Albertus menduga, rupiah akan bergerak di 9.565 – 9.765.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News