Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten farmasi sudah menyiapkan strategi dalam menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah. Selasa (21/5), nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,17% ke Rp 14.480 per dollar Amerika Serikat (AS).
Presiden Direktur Kalbe Farma (KLBF) Vidjongtius mengatakan, strategi KLBF adalah menyiapkan cadangan kas untuk mengantisipasi lonjakan operasional saat pelemahan rupiah. "KLBF selalu ada kas dalam dollar AS di neraca untuk meminimalisir dampak pelemahan rupiah sebesar US$ 50 juta-US$ 60 juta," kata Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Selasa (21/5).
KLBF juga sudah melakukan stok barang sekitar 3-4 bulan sebelumnya sehingga dampak pelemahan rupiah tidak segera dirasakan.
Asal tahu saja sebelumnya pada akhir 2018 KLBF mematok nilai kurs dalam menetapkan anggaran 2019 di kisaran Rp 14.500-Rp 15.000 per dollar AS. Dengan pertimbangan, hingga akhir tahun lalu, nilai tukar rupiah masih berada di kisaran Rp 14.200 per dolar AS.
Hingga saat ini KLBF masih memonitor penetapan nilai kurs rupiah. Jika penguatan rupiah menunjukkan sinyal keberlanjutan, kemungkinan KLBF akan melakukan revisi. Namun melihat kondisi rupiah saat ini yang justru melemah KLBF masih menunggu pergerakan nilai valasnya.
Begitu juga dengan emiten farmasi lainnya PT Kimia Farma (KAEF) yang kinerjanya tidak terlalu berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah.
Direktur Utama KAEF Honesti Basyir menjelaskan paparan valuta asing saat ini tidak terlalu besar terhadap kinerja KAEF. "Pembelian bahan baku impor sudah dilakukan dengan kontrak hampir seluruhnya menggunakan rupiah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News