kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,63   6,99   0.75%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan daya beli menahan laju penguatan indeks sektor barang konsumsi


Selasa, 17 November 2020 / 16:08 WIB
Pelemahan daya beli menahan laju penguatan indeks sektor barang konsumsi
ILUSTRASI. Penguatan indeks yang masih tertahan sejalan dengan rendahnya inflasi inti.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham barang konsumer tercatat naik 1,51% sepanjang kuartal IV-2020 berjalan. Kinerja ini tercatat paling rendah bila dibandingkan dengan indeks sektoral lainnya. 

Sedangkan terendah kedua diisi oleh indeks sektor properti dan konstruksi yang menguat 2,13%. Penguatan indeks barang konsumer didorong oleh saham PT Cahaya Bintang Medan Tbk (CBMF) yang menguat 84,07%, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang menguat 74,33% dan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) yang menguat 48,68%. 

Sedangkan saham PT Soho Global Health Tbk (SOHO) menjadi penahan utama laju indeks. Saham SOHO tercatat turun 35,77%, kemudian di posisi kedua penahan laju adalah saham PT Morenzo Abadi Perkasa Tbk (ENZO) yang turun 33,33%. 

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menjelaskan penguatan indeks yang masih tertahan tersebut sejalan dengan rendahnya inflasi inti, yang terus menunjukkan penurunan sejak April 2020. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi inti pada April 2020 tercatat sebesar 0,17% kemudian turun pada Mei 2020 menjadi 0,06%, Juni menjadi 0,02%, dan sempat bergerak naik di Juli-Agustus 2020.

Kemudian di Oktober 2020 inflasi inti berada di level 0,04%. "Rendahnya inflasi inti yang terus menunjukkan penurunan sejak April 2020 mengindikasikan adanya pelemahan dan antisipasi dari masyarakat, sehingga cukup berdampak pada permintaan akan produk-produk emiten barang konsumsi," kata Okie kepada Kontan.co.id, Selasa (17/11). 

Baca Juga: IHSG menguat ke 5.529 pada Selasa (17/11), net buy terbesar di saham TLKM dan BBCA

Ke depan selama masyarakat menengah ke atas masih menahan pengeluaran, tekanan terhadap kinerja emiten barang konsumsi masih ada. Kuncinya saat ini adalah, lanjut Okie,  mengembalikan kepercayaan diri dari konsumen sehingga daya beli masyarakat dapat kembali menopang pertumbuhan ekonomi dalam negeri. 

Melihat kondisi tersebut, Okie masih merekomendasikan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan target harga Rp 8.300, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Rp 11.800 dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan target harga Rp 7.925. "Kinerja ketiganya masih paling bertahan," ujar Okie. 

Di kuartal III-2020, UNVR mengalami penurunan laba bersih secara tahunan dari Rp 5,51 triliun menjadi Rp 5,44 triliun. Sedangkan ICBP dan INDF masih belum mengeluarkan kinerja kuartal III-2020. 

Baca Juga: Neraca kokoh, Ultrajaya (ULTJ) menerbitkan MTN total Rp 3 triliun

Di semester I-2020 silam, pendapatan INDF meningkat dari Rp 38,61 triliun menjadi  Rp 39,38 triliun. Sementara laba bersih INDF naik dari Rp 2,55 triliun menjadi Rp 2,84 triliun. 

Di periode yang sama, pendapatan ICBP naik dari Rp 22,13 triliun menjadi Rp 23,05 triliun. Sedangkan laba bersih ICBP naik dari Rp 2,57 triliun menjadi Rp 3,38 triliun. 

Pada perdagangan Selasa (17/11), harga saham UNVR tercatat menguat 0,65% ke level Rp 7.775 per saham, harga saham INDF menguat 1,75% ke level Rp 7.275 dan ICBP menguat 5,38% ke level Rp 10.275 per saham. 

Baca Juga: Ini saham-saham dengan net buy dan net sell terbesar asing dalam sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×