Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sikap wait and see pelaku pasar mendorong rendahnya jumlah penawaran pada lelang Surat Utang Negara (SUN), Selasa (3/11). Pelaku pasar cenderung masih menahan diri hingga hasil pemilu Amerika Serikat (AS) keluar.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mengumumkan hasil lelang SUN berhasil menarik jumlah penawaran masuk sebesar Rp 66,27 triliun. Namun, jumlah tersebut menurun bila dibandingkan dengan jumlah penawaran yang masuk pada lelang SUN dua pekan sebelumnya, yaitu Rp 83 triliun.
Pemerintah menyerap Rp 29,5 triliun dari lelang SUN kali ini. Sementara, total nominal yang dimenangkan di lelang SUN dua pekan lalu lebih tinggi, sebesar Rp 32,7 triliun.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan pelaku pasar cenderung bersikap wait and see dan belum secara masif masuk ke pasar lelang, karena tengah menanti dua sentimen besar. Dua sentimen ini adalah hasil pemilu AS dan pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal III-2020.
Baca Juga: Penawaran masuk pada lelang SUN Selasa (3/11) mencapai Rp 66,27 triliun
Fikri memproyeksikan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia keluar dengan angka yang sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, maka pasar lelang surat utang akan mendapat sentimen positif. Begitu pun jika Joe Biden keluar sebagai pemenang pemilu, maka pasar lelang diproyeksi akan semakin ramai. "Kemenangan Biden cenderung akan memberi kepastian dan kestabilan bagi pelaku pasar," kata Fikri, Selasa (3/11).
Di sisi lain, sejatinya pasar obligasi Indonesia masih sangat menarik. Fikri memproyeksikan minat investor asing untuk kembali meramaikan pasar obligasi cukup tinggi mengingat spread yield SUN dengan yield US Treasury cukup lebar. Selain itu, yield riil berbanding inflasi juga masih tinggi.
Baca Juga: Kinerja pasar obligasi di 2021 diprediksi tetap tumbuh positif