Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Pada periode 13-17 Januari 2014, data uang Asia ramai-ramai melemah terhadap dollar AS. Pelemahan terbesar dialami oleh ringgit Malaysia dan peso Filipina.
Mengutip data Bloomberg, pada pekan lalu, peso melemah 0,7% menjadi 45,015 per dollar AS di Manila. Sementara, ringgit keok 0,8% menjadi 3,2977 pada periode yang sama.
Pelemahan mata uang Asia juga dapat dilihat dari data Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang turun 0,3% pada pekan ini.
Sementara itu, di Asia, won Korea Selatan menguat 0,2% pada pekan ini menjadi 1.059,63 per dollar AS. Pada periode yang sama, baht Thailand menguat 0,5% menjadi 32,855 per dollar, rupiah Indonesia menguat 0,6% menjadi 12.090, rupe India menguat 0,6% menjadi 61,5500, dan yuan China ditutup pada level 6,0502 dibanding pada akhir pekan lalu yakni 6,0521 per dollar AS.
Apa yang menyebabkan mata uang Asia melemah? Analis menilai, pelemahan mata uang Asia terkait dengan kian membaiknya perekonomian AS yang akan mendorong the Federal Reserve untuk kembali memangkas nilai stimulusnya. Kebijakan ini turut mempengaruhi arus dana asing yang mengalir ke emerging market.
"The Fed akan terus melanjutkan tapering. Pekan ini, kita memiliki sejumlah data dari AS yang menunjukkan adanya tren pemulihan ekonomi," papar Andy Ji, currency strategist Commonwealth Bank of Australia.
Salah satunya adalah data klaim tunjangan pengangguran AS yang turun 2.000 menjadi 326.000 pada pekan yang berakhir 11 Januari lalu. Ini merupakan angka klaim tunjangan yang terendah sejak akhir November lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News