Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas dalam sepekan perdagangan ke depan diperkirakan kurang atraktif. Hal ini menimbang berbagai sentimen yang akan mempengaruhi harga komoditas minyak, batubara, hingga logam mulia.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan mengatakan, semua komoditas di dalam radar mingguannya akan kurang menarik berdasarkan semua rilis data dan sentimen yang ada. Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) misalnya, akan diperdagangkan mixed sepanjang pekan ini.
Hal ini menimbang input kilang minyak Amerika Serikat (AS) untuk 17 Juli 2020 akan cenderung stagnan dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Gelombang kedua pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung di AS akan tetap menjadi downside risk terhadap harga minyak WTI untuk pekan ini.
Baca Juga: Keluar dari bayang-bayang emas, harga perak melompat ke level tertinggi 3 tahun
“Selain itu, kami memperkirakan bahwa harga batubara global akan diperdagangkan mix karena katalis dua sisi,” tulis Andy dalam riset, Selasa (21/7).
Komoditas logam dasar juga akan kekurangan katalis positif sepanjang pekan ini. Persediaan nikel di London Metal Exchange (LME) akan cenderung flat pekan ini dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Andy juga memperkirakan persediaan timah LME akan lebih rendah pekan ini dibandingkan pekan sebelumnya.
Namun, Mirae Asset Sekuritas belum melihat upside risk dari sisi permintaan baik terhadap harga nikel maupun timah global. Karenanya, harga nikel dan timah global juga akan diperdagangkan mixed pekan ini.
Untuk komoditas logam mulia seperti emas, akan diperdagangkan dua arah pekan ini. Mirae Asset mencatat konsensus memperkirakan penjualan rumah baru AS di bulan Juni akan meningkat menjadi 700.000 unit dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 676.000 unit.
Konsensus juga memperkirakan initial jobless claims AS akan menurun menjadi 1,29 juta orang dari sebelumnya 1,30 juta orang. Sehingga, ini dapat menjadi downside risk harga emas global. Selain itu, upside risk harga emas global masih akan datang dari meningkatnya kekhawatiran atas gelombang kedua pandemi Covid-19 di AS.
Baca Juga: Harga minyak mentah naik dengan dukungan harapan terhadap vaksin Covid-19
Sementara untuk komoditas crude palm oil (CPO) akan diperdagangkan dua sisi pekan ini. Departemen pertanian AS memprediksikan produksi CPO Malaysia dalam 12 bulan ke depan menjadi 19,5 juta ton, dari sebelumnya 20,8 juta ton.
Mirae Asset juga mencatat ekspor CPO Malaysia di bulan Juli diperkirakan lebih rendah dibandingkan bulan Juni berdasarkan survei beberapa perusahaan kargo di Malaysia.
Untuk itu, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan investor agar mengambil pendekatan jangka pendek untuk mendapatkan beberapa keuntungan dari saham-saham berbasis komoditas untuk pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News