kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pekan Ini Ada RDG BI, Analis Sebut Pasar Ekspektasikan Suku Bunga Stabil


Senin, 13 Februari 2023 / 05:15 WIB
Pekan Ini Ada RDG BI, Analis Sebut Pasar Ekspektasikan Suku Bunga Stabil


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan kembali mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu dan Kamis pekan ini. Analis menyebut, pasar mengharapkan suku bunga bertahan stabil.

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menyebutkan, saat ini pasar mengharapkan suku bunga bertahan stabil di 5,75%. Ini setelah mempertimbangkan laju inflasi tahunan yang cenderung menurun dan kondisi ekonomi juga sudah mulai terdampak dengan kebijakan moneter yang ketat.

"Terindikasi dari melambatnya laju pertumbuhan ekonomi tahunan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (12/2).

Ia pun memperkirakan, apabila usai RDG-BI suku bunga naik maka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan cenderung terkoreksi ke kisaran 6.700. Meskipun memang untuk kurs Rp/USD diperkirakan kembali menguat atau bertahan stabil di sekitar Rp 15.000.

Baca Juga: Menakar Tuah Musim Laporan Keuangan dalam Mengangkat Laju IHSG

Praska juga menilai untuk skenario suku bunga turun belum ada. Sebabnya, suku bunga diperkirakan antara naik atau tetap di 5,75%. Menurutnya, jika dipertahankan tetap maka IHSG berpeluang menguat ke level 6.950-7.000.

"Sebelum RDG, IHSG diproyeksi berada di kisaran 6.770-6.950, setelah RDG jika suku bunga stabil, IHSG diperkirakan berada di range 6.950-7.040 hingga akhir bulan," terangnya.

Saat ini juga memasuki musim laporan keuangan. Hanya saja, Praska menilai sentimen tersebut belum terlalu kuat mengerek IHSG. Sebabnya, investor justru wait and see setelah rilis data GDP per kuartal IV 2022 kemarin yang cenderung melambat.

Baca Juga: Menyambut Kode dari Perry, BI Bisa Saja Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2023

"Ditambah berdasarkan rilis data kinerja hingga kuartal III 2022 sebagian emiten mulai mengalami perlambatan di sisi pos laba usaha dan laba bersih, meskipun angka pertumbuhan penjualan mencatat kenaikan dibanding periode sama tahun lalu," tambahnya.

Oleh sebab itu, Praska menyarankan investor bersikap wait and see dengan menerapkan strategi buy on weakness pada saham-saham dari sektor yang prospektif. Time horizon investasi pun lebih ke jangka pendek-menengah.

Beberapa saham yang dinilai masih menarik diamati, ANTM, MDKA, ENRG, PGAS, TLKM, dan INKP, serta SIDO. "Untuk sektor perbankan, khususnya big caps investor sebaiknya buy on weakness karena sudah melaju kencang," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×