Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah 0,45% sepanjang pekan lalu. Membawa IHSG ke posisi 6.880,32. Analis memperkirakan musim rilis laporan keuangan bakal jadi katalis penting, sebagai titik balik pergerakan IHSG.
Sejauh ini, baru ada 10 emiten yang menerbitkan laporan keuangan tahun buku 2022. Mayoritas berasal dari sektor keuangan, termasuk empat bank big caps. Sedangkan dari non-keuangan baru diwakili oleh tiga emiten.
Dari ketiga emiten tersebut, dua di antaranya membukukan penurunan laba bersih. Yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Berbeda nasib dengan mayoritas emiten bank yang mampu menjaga stabilitas kenaikan bottom line.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menyoroti, rilis kinerja keuangan 2022 sejauh ini masih sesuai ekspektasi. Emiten bank big caps bahkan cenderung mencatatkan kinerja di atas rata-rata historisnya.
Baca Juga: Saham-Saham Big Cap Perbankan Jadi Favorit Asing Saat IHSG Tertekan di Akhir Pekan
Sementara emiten berbasis barang consumer goods seperti UNVR dan SIDO memang relatif tertekan dari sisi laba. Tantangan datang dari kenaikan harga rata-rata bahan baku dan pangan global sepanjang tahun lalu.
Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro memproyeksikan, secara umum laporan keuangan full year 2022 tidak akan berbeda jauh dibandingkan pola dan realisasi kinerja hingga periode kuartal ketiga.
Mayoritas masih akan membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Di luar emiten bank, Nico memperkirakan sektor energi dan konsumen non-primer akan mencetak persentase kenaikan laba bersih yang tinggi.
Sementara itu, Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menjagokan emiten di sektor energi, perbankan, ritel, dan pelayaran. Emiten di sektor tersebut ditaksir bakal meraih kinerja yang cemerlang pada laporan tahun buku 2022.
"Pembagian dividen setelah emiten merilis laporan keuangan menjadi bagian yang dinanti pelaku pasar, sehingga akan berpengaruh positif untuk pergerakan IHSG," ujar Ratih kepada Kontan.co.id, Minggu (12/2).
Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,45% ke 6.880 Sepekan, Cermati Saham-Saham yang Banyak Dilego Asing
Hanya saja, dampak bagi IHSG tak akan instan. Ratih menyoroti, pada pekan lalu pelemahan IHSG lebih dipengaruhi oleh sentimen global. Terutama dari data ketenagakerjaan di Amerika Serikat (AS), yang berpotensi membuat The Fed masih akan hawkish terhadap kebijakan moneternya.
Sedangkan untuk sepekan ke depan, pergerakan IHSG ditaksir lebih bertumpu pada tiga faktor. Meliputi rilis inflasi tahunan AS periode Januari 2023, rilis neraca dagang Januari, dan keputusan suku bunga BI yang diproyeksikan naik 25 basis points.
Menimbang hal tersebut, Ratih memperkirakan IHSG masih akan bergerak sideways cenderung melemah. Rentang pergerakan ada di level support 6.820 dan resistance 6.980.