Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menargetkan divestasi tiga ruas jalan tol senilai Rp 5 triliun bisa kelar dalam seminggu ke depan. Bukan hanya itu, WSKT juga menargetkan divestasi tiga ruas lainnya senilai Rp 2,5 triliun yang ditargetkan selesai dalam dua bulan mendatang atau sekitar Juni 2018.
M Choliq, mantan Direktur Utama WSKT menyatakan latar belakang divestasi ruas jalan tol tersebut adalah lantaran pada tahun lalu target ekuitas sebesar Rp 30 triliun tidak tercapai. Dalam laporan keuangan 2017, disebutkan ekuitas WSKT sebesar Rp 22,75 triliun. “Ini karena program divestasinya delay,” kata Choliq dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (6/4).
Oleh karena itu, WSKT tahun ini akan melanjutkan rencana divestasi tersebut. Pekan depan, perusahaan ini sudah mendapatkan pencairan dana divestasi tiga ruas jalan tol dengan kepemilikan mayoritas 100%. Antara lain 100% ruas Kanci-Pejagan, 100% ruas Pejagan-Pemalang, dan 100% ruas Pasuruan-Probolinggo. Ruas tol ini berada di bawah naungan anak usaha, PT Waskita Tol TransJawa.
Dia menambahkan, dari 100% ketiga ruas tersebut, WSKT akan melego 70% senilai Rp 5 triliun. Sehingga nantinya masih akan memiliki sekitar 30%. “Kami sudah dapatkan komitmen pembeli dari Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT). Harapannya pekan depan sudah closing dan uang bisa didapatkan,” kata Choliq.
Sementara itu, WSKT juga akan melego tiga ruas lain dengan kepemilikan masing-masing 40%. Nilai tiga ruas ini ditaksir sekitar Rp 2,5 triliun. Ketiga ruas tol ini antara lain, 40% ruas Solo-Ngawi, 40% ruas Ngawi-Kertosono, dan 40% ruas Semarang-Batang.
Pihaknya menyatakan ada himbauan dari BUMN, sebaiknya Trans Jawa itu dikuasai BUMN. Nah, saat ini sedang dicari ramuannya. “Biasanya istri pertama (ruas tol pertama) susah, istri kedua, ketiga itu gampang haha,” kelakarnya.
Waskita Karya tahun ini mematok belanja modal Rp 29 triliun. Senilai Rp 9 triliun berasal dari ekuitas, dan sebesar Rp 20 triliun berupa utang.
Akhmad Nurcahyadi, Analis Samuel Sekuritas menyatakan Waskita Karya menargetkan kontrak baru akan bertumbuh menjadi Rp 72,6 triliun tahun ini. Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi perolehan beberapa kontrak seperti dari proyek jalan tol senilai Rp 41,7 triliun, proyek LRT Jakarta Rp 4 triliun, transmisi Rp 4 triliun, kereta api Rp 2 triliun, gedung Rp 2,9 triliun, sipil dan EDC Rp 6,5 triliun, dan Waskita Beton Precast (WSBP) Rp 12,5 triliun.
“Adapun kenaikan perolehan kontrak baru tersebut diproyeksikan akan mendorong pendapatan bertumbuh menjadi Rp 55 triliun, dengan kenaikan laba bersih diperkirakan akan mencapai Rp 4 triliun,” kata Akhmad dalam riset 1 Maret 2018.
Dia menyatakan, suksesnya Waskita dalam mendivestasi ruas tol, menjadi sentimen positif. Proses ini dinilai sebagai katalis utama. Sedangkan penundaan proyek akibat kecelakaan kerja, sedikit banyak tidak memberikan pengaruh terhadap perusahaan.
Namun, ada sejumlah risiko yang perlu dipertimbangkan. Di antaranya yakni proses divestasi yang tertunda, perolehan kontrak baru dan nilai burn rate yang rendah, dan pembayaran due turnkey yang mundur ke 2019. Akhmad merekomendasikan maintain buy WSKT dengan target harga 3.250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News