Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pekan depan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan tertekan mengikuti perdagangan akhir pekan ini, Jumat (9/9) yang jatuh 1,66% ke level 5.281. Pasar masih menunggu sentimen positif pendorong laju.
Krishna Setiawan analis Lautandhana Securindo melihat sentimen yang memenuhi pergerakan indeks selama sepekan ini juga akan mempengaruhi IHSG selama sepekan depan. Krishna memprediksi pekan depan indeks akan berada di rentang 5.216 - 5.300.
Lalu Muhammad Al Amin, analis Millenium Danatama Sekuritas juga memprediksi indeks akan bergerak melemah di rentang 5.180 - 5.365. "Sentimennya masih dari pasar yang mulai pesimis terhadap realisasi tax amnesty," kaya Al Amin kepada KONTAN, Jumat (09/09).
Saham-saham yang bisa dicermati pada pekan depan adalah PGAS, APLN, dan PTBA.
Sementara, selama sepekan ini indeks cenderung turun. Bahkan di hari terakhir perdagangan pekan ini, indeks terkoreksi cukup dalam.
Sentimen berasal dari dalam negeri yaitu keputusan Pemerintah dan DPR soal asumsi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017.
Dalam keputusan tersebut pemerintah kembali menurunkan target pertumbuhan ekonomi tahun depan menjadi 5,1%. "Itu mencerminkan adanya pesimisme terhadap perspektif ekonomi ke depannya," ujar Krishna.
Krishna menambahkan pergerakan IHSG sejalan dengan kondisi perekonomian.
Selain itu, pasar mulai pesimis terhadap realisasi dana tebusan Rp 165 triliun setelah Bank Indonesia memperkirakan dana tebusan tax amnesty hingga Maret 2017 hanya sebesar Rp 21 triliun.
Selama sepekan investor asing melakukan net sell sebesar Rp 1,4 triliun. Sementara untuk di hari akhir perdagangan Jumat (9/9), investor asing melakukan aksi jual sebesar Rp 914 miliar.
"Ini merupakan rekor baru di tahun ini dengan jumlah net sell yang cukup tinggi," kata Krishna.
Saham-saham yang dijual adalah saham perusahaan besar mulai dari UNVR, GGRM, INDF, INTP, BMRI, BBRI, dan BBCA. Sementara saham yang naik adalah AISA, MEDC, TOWR, PTBA, dan LPPF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News