kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.202   22,00   0,14%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pekan depan IHSG diprediksi menguat, ini sentimen pendorongnya


Minggu, 10 Mei 2020 / 19:56 WIB
Pekan depan IHSG diprediksi menguat, ini sentimen pendorongnya
ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (29/4). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 37,76 poin atau 0,83% ke 4.567,32 pada akhir perdagangan Rabu (29/4). Sebanyak 202 saham naik, 183 saham turun dan 149 saham stagn


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 2,52%. Pada penutupan perdagangan Jumat (8/5), IHSG berada di level 4.597,43. Padahal pada penutupan perdagangan Kamis (30/4) IHSG berada di level 4.716,403.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengamati awal pekan pasar diperberat potensi perang dagang jilid II. Potensi ini dipicu kecurigaan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa virus corona baru berasal dari sebuah laboratorium di China.

Klaim ini didukung oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dan penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow.

Akan tetapi, pasar memiliki harapan ketegangan ini mereda setelah adanya pembicaraan via telepon antara pejabat Amerika Serikat dan China.

Baca Juga: Besok Senin (11/5), IHSG masih melanjutkan pelemahan

Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer berbicara dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He tentang perjanjian perdagangan fase satu yang ditandatangani pada Januari yang lalu.

Kedua belah pihak sepakat, meskipun dalam kondisi darurat kesehatan global saat ini, mereka berharap untuk memenuhi kewajiban mereka tepat waktu sesuai perjanjian yang dibuat.

" Hal ini menjadi sentimen positif pasar pekan depan," jelasnya dalam keterangan yang disampaikan Sabtu, (9/5).

Sementara itu,  sentimen positif lainnya berasal dari pelonggaran lockdown di beberapa wilayah di Amerika dan Eropa. Misalnya, pemerintah California berencana mengizinkan toko pakaian, toko buku dan toko bunga untuk dibuka kembali pada Jumat.

Pemerintah New York berencana mengurangi pembatasan pada produsen, konstruksi, dan pengecer. Negara bagian lainnya,termasuk Georgia, telah melonggarkan pembukaan beberapa bisnis  non-essential untuk beroperasi.

Baca Juga: Pekan pertama Mei 2020, investor asing bukukan net sell hingga Rp 1,65 triliun

Adapun mencermati data-data dari negara-negara di zona Euro yang melakukan pelonggaran lockdown, terlihat terkendalinya penambahan jumlah kasus baru. Ini juga menjadi sentimen penguat di pasar pekan depan.

" IHSG di perkirakan akan konsolidasi menguat dengan support di level 4.523 sampai 4.463 dan resistance di level 4.726 sampai 4.747," jelasnya.

Walaupun diwarnai berbagai sentimen positif, pasar masih dibayangi sentimen negatif. Di antaranya, kekhawatiran pelaku pasar pada akhir bulan Mei akan lebih banyak negara bagian melakukan pelonggaran lockdown, akan tetapi permintaan tidak kembali seperti harapan.

Selain itu, pasar juga khawatir pembukaan lockdown yang terlalu cepat akan membuat kasus penyebaran Covid-19 meningkat lagi, sehingga terjadi penutupan ekonomi kembali.

Sentimen pemberat dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97% year-on-year (YoY).

Baca Juga: Rekomendasi saham-saham pilihan saat ekonomi Indonesia makin sulit

Dibandingkan dengan kuartal I-2019 yang mencapai 5,07% (YoY), pertumbuhan tersebut lebih mini. Pertumbuhan di kuartal I juga lebih rendah jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 4,97% YoY.

Sementara itu, pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang menjadi ukur investasi hanya tumbuh 1,7% lebih rendah dari kuartal I 2019 yang tumbuh 5,03%.

Konsumsi rumah tangga yang merupakan pos pengeluaran terbesar melambat dari 5,02% di kuartal I 2019 menjadi 2,84% di kuartal 2020. " Data ini lebih rendah dari konsensus ekonom sehingga menjadi sentiment negatif," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×