Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Jumat (19/1) ditutup menguat 0,28%. Indeks bertengger pada level 6.490,89, setelah sebelumnya dibuka pada level 6.483,83. Ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah (all time high).
Wijen Ponthus, Elliottician Royal Investium Sekuritas Indonesia menyatakan ada potensi profit taking pada indeks pekan depan. Hal ini karena indeks saat ini sudah naik cukup tinggi.
"Saya kira ada profit taking terbatas sekitar 6.350 sampai 6.400," kata Wijen kepada KONTAN, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/1).
Dia menambahkan, sentimen lain bahwa ada potensi harga minyak pekan depan berpeluang terkoreksi. Selain itu, belum ada sentimen lain yang bisa dikhawatirkan mempengaruhi indeks.
Sentimen lokal pun tidak ada yang kuat menjadi motor penggerak indeks. "Apalagi BI sudah mengeluarkan suku bunga yang tetap. Saya rasa koreksi yang terjadi adalah koreksi sehat," ujar Wijen.
Wijen memperkirakan, pekan depan indeks cenderung bearish sideways. Dengan range support pada 6350-6400 sampai resistance pada 6550-6580. Saham yang bisa dicermati, di antaranya seperti HMSP. KLBF, dan PGAS. Sedangkan untuk second liner ada AISA.
Pada rekor yang terjadi pada sepekan belakangan, dia menilai wajar. Pasalnya, hal tersebut sudah masuk perkiraan. Sedangkan untuk investor asing masih keluar masuk.
"Kondisi IHSG naik, tapi asing lesu. Ini menunjukkan IHSG sudah berada di akhir-akhir uptrend. View saya satu tahun ke depan, masih bearish," imbuhnya.
Untuk itu, kenaikan yang terjadi saat ini nantinya sifatnya masih mid-term saja. Artinya, hanya bersifat jangka pendek selama kuartal 1 atau menjelang awal kuartal II. "IHSG akan kembali lagi, dan akan turun cukup jauh. Setidaknya ke level 6.000 lagi," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
IHSG menutup pekan dengan rekor 6.490,89
IHSG menjauh dari posisi rekor di sesi 1
IHSG bisa melanjutkan tren bullish
