Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Dua pemimpin Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mundur dari jabatannya. Hal ini menimbulkan gejolak terkait kelangsungan proyek IKN. Namun, sejumlah emiten properti yang tengah mengerjakan proyek IKN nyatanya masih optimistis.
Asal tahu saja, Bambang Susantono resmi mundur dari jabatannya sebagai Kepala OIKN. Sementara, Dhony Rahajoe juga mundur dari jabatan Wakil Kepala Otorita IKN.
Sejumlah emiten properti yang tengah menggarap proyek di IKN pun memberikan komentar.
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menyinggung terkait pergantian pejabat OIKN. SMRA diketahui baru saja groundbreaking pembangunan Sekolah Islam Al Azhar Summarecon Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Selasa (4/6).
Baca Juga: Pemerintah Tawarkan 21 Proyek Infrastruktur Hijau di Hadapan Investor Indo-Pasifik
Presiden Direktur SMRA Adrianto P. Adhi Summarecon mengatakan, Perseroan akan selalu berjalan beriringan dengan program pemerintah.
Adhi berharap, adanya kepemimpinan baru di OIKN dapat mengintegrasikan segala ketentuan dan kebijakan menjadi satu atap, sehingga berbagai potensi kendala yang dihadapi oleh Investor dapat diselesaikan dengan cepat dan efektif.
“Dengan adanya perbaikan di berbagai kebijakan, diharapkan dapat membuat investor lain akan semakin yakin untuk berinvestasi di IKN,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Selasa (4/6).
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) sedang mengerjakan proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) di IKN. Direktur CTRA Harun Hajadi mengatakan, Perseroan membangun 10 tower rumah susun untuk ASN dan 20 unit rumah tapak untuk eselon 1.
Harun menyebutkan, total investasi sekitar Rp 3,5 triliun - Rp 5 triliun. Saat ini, proses proyek itu masih tahap persetujuan kelayakan studi dari OIKN.
“Semua sudah kami submit, mulai dari design dan engineering. Setelah studi kelayakan, nanti ada proses lain, seperti financing hingga kurasi arsitektur,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (6/6).
Menurut Harun, tidak ada pengaruh dari pergantian pejabat OIKN terhadap proses proyek CTRA di IKN. Sebab, proses masih berjalan dan tidak dirasa ada hambatan.
“Mudah-mudahan ke depannya tidak (ada hambatan). Pergantian pejabat OIKN itu pasti untuk yang lebih baik,” paparnya.
Baca Juga: Kelangsungan Proyek IKN Nusantara Mulai Diragukan
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), melalui grup Sinarmas, juga berpartisipasi dalam proyek pembangunan IKN secara konsorsium dengan beberapa konglomerasi. Direktur BSDE Hermawan Wijaya mengatakan, sebagai imbas dari proyek pembangunan di IKN, Perseroan melihat aktivitas ekonomi di Balikpapan saat ini sangat tinggi.
“Dapat kita lihat transportasi dan akomodasi saat ini ke dan dari Balikpapan selalu penuh,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (6/6).
BSDE saat ini memiliki proyek Grandcity seluas kurang lebih 220 hektare di Balikpapan. Proyek ini berjarak sekitar 30 km dari IKN.
Saat ini, pengembangan proyek tersebut sudah seluas sekitar 60 hektare. BSDE meyakini, dengan pembangunan proyek IKN, minat masyarakat untuk memiliki properti di IKN maupun sekitar IKN akan meningkat.
“Sehingga, dalam jangka pendek, proyek Grandcity Balikpapan ini kami gadangkan sebagai salah satu sumber marketing sales,” tuturnya.
PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mulai pembangunan superblok di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan melakukan ground breaking pada 1 November 2023.
Proyek tersebut digarap PWON melalui entitas anaknya, PT Pakuwon Nusantara Abadi (PNA). Pembangunan proyek superblok yang bernama “Pakuwon Nusantara” ini berada di di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dengan nilai investasi sebesar Rp 5 triliun.
Namun, saat dihubungi Kontan, Kamis (6/6), Direktur dan Sekretaris Perusahaan Pakuwon Jati Minarto Basuki belum mau memberikan tanggapan terkait dampak dari pergantian pejabat OIKN terhadap kelangsungan proyek mereka di IKN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News