Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Namun, ketika ternyata tahun depan efektivitas vaksin teruji dan bisa membantu pemulihan ekonomi lebih cepat, Salyadi cukup yakin beberapa perusahaan akan menerbitkan obligasi korporasi untuk aksi ekspansi. Sehingga nilai penerbitan obligasi korporasi bisa lebih dari Rp 120 triliun.
Terkait rating para perusahaan penerbit obligasi korporasi pada tahun depan, Salyadi mengatakan semuanya tergantung pada proses pemulihan ekonomi. Ketika hal tersebut terjadi, outlook perusahaan yang diturunkan menjadi negatif pada tahun ini berpotensi di-upgrade menjadi positif pada tahun depan.
“Sedangkan untuk perusahaan yang rating-nya diturunkan, untuk kembali ke sebelumnya sebenarnya agak sulit. Karena kenaikan rating itu sifatnya harus sustainable, jadi perlu waktu yang lebih lama untuk ditingkatkan kembali,” tambah Salyadi.
Baca Juga: Kepemilikan asing di SBN diperkirakan kembali menyentuh Rp 1.030 triliun tahun depan
Di satu sisi, mengenai minat investor terhadap obligasi korporasi pada tahun depan, Salyadi menilai investor masih akan tetap selektif. Menurutnya, hanya perusahaan dengan rating bagus, punya backup kuat, dan track record bagus, yang akan menjadi incaran para investor.
“Lalu tren suku bunga yang rendah sebenarnya bisa jadi peluang untuk obligasi korporasi. Dengan deposit rate yang terus turun, investor akan mencari investasi alternatif, dan obligasi korporasi bisa jadi pilihan. Tapi kemungkinan yang akan jadi incaran yang punya kriteria seperti yang saya sebutkan sebelumnya,” pungkas Salyadi.
Baca Juga: Pasar saham diyakini lebih stabil, IPO di tahun depan diprediksi bakal lebih ramai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News