kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pefindo: Penerbitan surat utang hingga akhir tahun bisa Rp 130 triliun


Kamis, 15 Agustus 2019 / 17:46 WIB
Pefindo: Penerbitan surat utang hingga akhir tahun bisa Rp 130 triliun
ILUSTRASI. Ilustrasi Obligasi


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengantongi mandat pemeringkatan obligasi korporasi hingga 12 Agustus 2019 sebanyak Rp 48,69 triliun. Penerbitan terbanyak berasal Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) baru sebanyak Rp 13 triliun dan realisasi PUB yang pernah diterbitkan sebelumnya sebanyak Rp 8,8 triliun.

Senior Vice President Financial Institution Ratings Pefindo Hendro Utomo mengatakan, posisi mandat pemeringkat yang diterima Pefindo dan belum direalisasikan sebesar Rp 48,7 triliun. Sedangkan hingga Juni 2019, realisasi penerbitan surat utang mencapai Rp 80 triliun.

Baca Juga: Gantikan dana ekuitas, SMF terbitkan obligasi Rp 2,5 triliun

Dengan begitu, total penerbitan surat utang hingga akhir 2019 mendekati Rp 130 triliun. "Seharusnya, jumlah ini tidak jauh berbeda dari total penerbitan surat utang di tahun lalu yakni dikisaran Rp 130 triliun," jelas Hendro Kamis (14/8). 

Dari sisi komposisi, sektor yang mandat penerbitan surat utang, terbanyak dari sektor perbankan yakni sebanyak Rp 15,9 triliun, di susul sektor pembiayaan sebanyak Rp 14,37 triliun, serta pulp and paper sebanyak Rp 8,2 triliun. 

Sementara itu, Ekonom Pefindo Fikri C Permana mengatakan, penerbitan obligasi per Juli 2019 tercatat ada penurunan dibandingkan tahun lalu. Hingga akhir Juli 2018, penerbitan obligasi mencapai Rp 92 triliun. Sedangkan per Juli 2019, penerbitan hanya Rp 79,9 triliun. Dengan begitu, terjadi penurunan sekitar Rp 12 triliun. 

Baca Juga: Ini faktor yang bisa menggenjot penerbitan surat utang multifinance

"Tapi kami lihat memang situasinya berbeda. Pada semester I-2018, tingkat yield SUN bertenor 10 tahun masih ada di kisaran 6%-7%. Sedangkan tahun ini pada periode yang sama, yield berada di kisaran 7,5% hingga 8,5%. Ini pasti jadi hambatan utama untuk penerbitan tahun ini," jelas Fikri.

Di samping itu, pasar juga dihadapkan pada risiko politik dalam negeri sehingga ada sedikit penurunan di semester I-2019. Meskipun begitu, Fikri optimistis tren penurunan suku bunga acuan mampu mendorong jumlah penerbitan obligasi yang lebih tinggi di semester II-2019. 

"Harapannya sampai akhir tahun penerbitan surat utang bisa di mencapai Rp 120 triliun hingga Rp 130 triliun, dengan kisaran yield di 7,1% hingga 7,3% untuk surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun, dengan asumsi rupiah di level Rp 14.100 hingga Rp 14.500 per dolar AS," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×