Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi prospek atas peringkat PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menjadi stabil dari sebelumnya CreditWatch dengan implikasi negatif. Bersamaan, Pefindo juga menaikkan peringkat (rating) dan Obligasi Berkelanjutan I menjadi “idBBB+” dari sebelumnya “idBBB”.
Analis Pefindo yakni Kresna Piet Wiryawan dan Gifar Indra Sakti menuliskan, perubahan peringkat ini sehubungan dengan kapabilitas PSAB untuk melunasi utang senilai US$ 91 juta di akhir Desember 2021 seperti yang diminta oleh salah satu krediturnya. Pembayaran dilakukan dengan menggunakan dana dari divestasi atas seluruh kepemilikan di PT Gorontalo Sejahtera Mining, salah satu anak perusahaan PSAB.
Sisa dana dari hasil divestasi tersebut akan digunakan untuk kembali menurunkan utang bank, modal kerja, serta cadangan likuiditas. Pefindo berpandangan bahwa divestasi ini memiliki dampak minimal terhadap keseluruhan profil bisnis PSAB.
Dampak ini mempertimbangkan aset tambang yang didivestasikan tersebut masih dalam tahap eksplorasi. “’Sehingga, potensi pendapatan dalam jangka menengah dari aset tersebut tidak kami perhitungkan dalam penilaian peringkat,” tulis Pefindo dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (11/1).
Baca Juga: J Resources Asia Pasifik (PSAB) Menjual Seluruh Saham Gorontalo Sejahtera Mining
Cadangan PSAB setelah divestasi masih tergolong cukup besar untuk mencapai lebih dari 10 tahun umur tambang. Penyelesaian utang juga ikut memperbaiki indikator-indikator keuangan PSAB dan memberikan fleksibilitas yang lebih baik untuk memperoleh fasilitas kredit dari pihak eksternal, termasuk untuk membayar kewajiban finansial dalam jangka waktu dekat.
Peringkat yang disematkan kepada emiten tambang emas ini mencerminkan sumber daya dan cadangan tambang yang cukup besar, ekspektasi terhadap biaya tunai produksi (cash cost) yang rendah, dan permintaan emas yang tinggi.
Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh struktur permodalan PSAB yang agresif, eksposur terhadap fluktuasi harga emas, serta risiko terkait pengembangan tambang yang belum menghasilkan.
Wiryawan dan Gifar mengatakan, peringkat dapat dinaikkan apabila PSAB telah secara penuh mengoperasikan proyek Doup serta memperbaiki struktur permodalan, yang diindikasikan oleh rasio utang terhadap EBITDA di bawah 2,5 kali secara berkelanjutan. Hal ini dengan tetap mengelola margin laba serta posisi biaya tunai produksi yang rendah, yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi profil likuiditas PSAB.
Hal ini juga harus didukung oleh peningkatan sumber daya dan cadangan tambang serta volume produksi.
Namun, peringkat dapat berada dalam tekanan apabila PSAB tidak berhasil untuk memperoleh fasilitas pinjaman pada beberapa bulan ke depan, yang berdampak pada keterlambatan atas konstruksi dari proyek Doup,. Ini dapat berdampak pada penurunan volume produksi dari yang diproyeksikan.
Peringkat juga dapat diturunkan apabila PSAB secara agresif membiayai ekspansinya dengan utang yang lebih besar dari yang diproyeksikan, tanpa terkompensasi dengan pendapatan dan/atau EBITDA yang lebih besar. “Penurunan signifikan atas harga emas juga dapat memicu penurunan peringkat, karena hal ini dapat memperburuk profil finansial PSAB,” sebut Pefindo.
Baca Juga: Menanti Kebangkitan J Resources (PSAB) Usai Divestasi Aset dan Pelunasan Pinjaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News