Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah mengantongi mandat penerbitan surat utang korporasi sebesar Rp 42,28 triliun hingga Januari 2024. Kepala Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito menyebutkan, perusahaan dari sektor pertambangan tercatat memiliki rencana penerbitan surat utang paling besar.
“Menurut saya cukup signifikan mandat-mandat yang kami terima, karena dari berbagai sektor. Pada 2024 ini ada sektor pertambangan atau mining, di mana menjadi sektor yang memang mendominasi di pasar," ujar Dito, Selasa, (13/2).
Adapun rencana penerbitan surat utang dari perusahaan sektor pertambangan, dia menyebutkan sebesar Rp 6,6 triliun dari tiga perusahaan. Di mana jumlahnya paling besar dan berada di urutan pertama. Kemudian, disusul oleh sektor perbankan senilai Rp 5,5 triliun dari dua perusahaan.
Selanjutnya, industri pulp and paper memiliki rencana penerbitan sebesar Rp 5,26 triliun dari dua perusahaan. Lalu perusahaan pembiayaan non-multifinance sebesar Rp 4,66 triliun dari dua perusahaan dan konstruksi sebesar Rp 3 triliun yang juga dari dua perusahaan.
Baca Juga: Penerbitan Obligasi Korporasi Diprediksi akan Meningkat Pasca Pemilu 2024
Sedangkan untuk rencana penerbitan sektor multifinance sebesar Rp 1,5 triliun dari dua perusahaan. Sektor telekomunikasi sebesar Rp 1,95 triliun dari dua perusahaan dan sektor lainnya.
Dengan demikian, total keseluruhan mandat yang sudah diterima oleh Pefindo pada Januari 2024 yaitu sebesar Rp 42,28 triliun dari 32 perusahaan.
Adapun berdasarkan jenis surat utangnya, penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi berkontribusi paling besar dibandingkan dengan yang lainnya dengan nilai Rp 20,71 triliun. Rencana penerbitan obligasi sebesar Rp 14,15 triliun, PUB sukuk senilai Rp 2,54 triliun, medium term notes (MTN) Rp 2,2 triliun, dan sukuk sebesar Rp2,67 triliun.
Baca Juga: Pefindo Proyeksi Penerbitan Olibgasi Korporasi Naik Jadi Rp 155 Triliun di 2024
“Sedangkan mandat yang diperoleh dari BUMN dan BUMD sebesar Rp 18,96 triliun dari 15 perusahaan,” sebut dia. Sementara itu, dia mengatakan untuk non-BUMN telah berkontribusi sebesar Rp 23,31 triliun dari 17 perusahaan.
Adapun total penerbitan dari Januari hingga November 2023 sebesar Rp 120,6 triliun, dengan rincian diterbitkan oleh perusahaan BUMN total senilai Rp 36,07 triliun dan diterbitkan oleh perusahaan non-BUMN total senilai Rp 84,52 triliun.
“Angka tersebut terpantau lebih rendah sekitar 22,71% YoY dibandingkan Rp 156,04 triliun pada periode yang sama tahun 2022 lalu,” kata dia.
Pefindo juga menghimpun total penerbitan baru di bulan Desember 2023 sebesar Rp 11,03 triliun. Dengan demikian, total penerbitan surat utang korporasi nasional di tahun 2023 lalu sekitar Rp 131 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News