Reporter: Kenia Intan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yang dihelat pada Kamis (27/8/2020) lalu adalah merestui rencana memecah nilai nominal saham atau stock split.
Mengutip keterbukaan informasi, RUPSLB menyetujui stock split dilakukan dengan perbandingan 1:2. Sehingga, setiap satu saham dengan nilai Rp 100 akan menjadi dua saham dengan nilai nominal Rp 50.
Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard mengatakan, jadwal pasti stock split masih menunggu konfirmasi dari pihak bursa. "Tetapi seharusnya bulan ini akan terealisasi," kata Leonard kepada Kontan.co.id, Kamis (3/9).
Baca Juga: Mengukur prospek SIDO seiring rencana stock split
SIDO menggelar stock split untuk meningkatkan likuiditas sahamnya, khususnya bagi investor ritel. Mengingat, partisipasi investor ritel di perdagangan di bursa sangat aktif dalam beberapa waktu terakhir. "Kami memutuskan melakukan stock split untuk meningkatkan likuiditas, terutama menjangkau investor ritel lebih banyak lagi sebagai pemegang saham SIDO," imbuh Leonard.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama melihat stock split memang dapat meningkatkan likuiditas saham SIDO. Sebab, jumlah saham yang beredar di pasar menjadi lebih banyak.
Akan tetapi yang perlu diperhatikan oleh investor, stock split dapat menurunkan earning per share (EPS) saham SIDO. Sebab, jumlah keuntungan yang ada akan terbagi ke lebih banyak saham yang beredar.
Baca Juga: RUPSLB Sido Muncul (SIDO) menyetujui pelaksanaan stock split
Tidak jauh berbeda, Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika menjelaskan bahwa aksi korporasi ini menarik. Mengingat dengan adanya stock split maka saham akan lebih mudah diakses oleh investor ritel.
Walau begitu, dampaknya terhadap pergerakan harga saham SIDO akan terbatas. Ini karena rata-rata volume transaksi SIDO lebih mini dibandingkan dengan saham-saham sejenis lainnya.
Untuk investasi jangka panjang, Putu merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.500. Saran ini mempertimbangkan kinerja sepanjang semester I tahun 2020 yang membukukan pertumbuhan baik dari segi pendapatan maupun labanya.
Mengutip dari laporan keuangannya, di semester I tahun 2020 SIDO mengantongi penjualan hingga Rp 1,46 triliun, naik 3,55% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 1,41 triliun. Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga terkerek 10,6% yoy menjadi Rp 413,79 miliar dari sebelumnya Rp 374,12 miliar.
Adapun kenaikan kinerja itu ditopang oleh peningkatan permintaan terhadap minuman kesehatan. Di tengah pandemi Covid-19 Putu melihat masyarakat memang menjadi lebih peduli terhadap kesehatan. Hal ini bisa menjadi katalis positif bagi SIDO. "Selain itu, SIDO juga memiliki strong balance sheet serta profit margin yang baik," kata Putu, Kamis (3/9).
Baca Juga: Begini strategi Sido Muncul (SIDO) menjaga kinerja di semester II 2020
Di sisi lain, Okie merekomendasikan hold dengan target harga Rp 1.340 bagi investor yang sudah memiliki saham SIDO. Sementara dengan skema stock split 1:2, target harga saham SIDO untuk tahun ini dipatok Rp 670.
Bagi investor yang belum memiliki saham SIDO, Okie melihat lebih baik wait and see. Sebab, kinerja SIDO tengah mengalami perlambatan dari sisi ekspornya. Selain itu, dalam jangka pendek saham SIDO berpotensi bergerak terbatas bahkan melemah.
Sekadar informasi, harga saham SIDO sejak awal tahun telah terkerek hingga 9,41% menjadi Rp 1.395. Adapun penguatan signifikan terjadi tiga bulan terakhir hingga 12,05%. Akan tetapi, sepekan terakhir harga saham SIDO melemah 0,71%.
Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) targetkan pertumbuhan laba 10% di tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News