kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Patuhi peraturan, BISI siap divestasi 1% saham


Kamis, 30 April 2015 / 15:04 WIB
Patuhi peraturan, BISI siap divestasi 1% saham
ILUSTRASI. Ketua KPK Firli Bahuri TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak uji materi pasal 100 ayat 3 Undang-Undang (UU) Nomor 13/2010 tentang Hortikultura, perusahaan benih hortikultura asing mulai menyusun rencana kerja perusahaan di tahun ini.

Salah satunya bagi PT BISI International Tbk (BISI) yang bersedia mematuhi peraturan tersebut. Direktur Utama BISI Jemmy Eka Putra mengatakan, pemegang saham asing siap mengurangi kepemilikannya sahamnya.

Tercatat, saat ini porsi kepemilikan saham BISI sebanyak 31% digenggam oleh PT Agrindo Pratama. Perusahaan tersebut merupakan entitas induk perusahaan Amazon Holdings Limited. "Kami hanya tinggal divestasi sebesar 1% sehingga BISI sudah bisa mengikuti kebijakan tersebut. Karena kami sudah go public maka tidak terlalu sulit," ucap Jemmy beberapa waktu lalu kepada KONTAN.

Sementara itu, bicara mengenai benih, selama ini BISI menjual tiga jenis benih, yakni benih jagung, sayuran, dan buah-buahan, dan benih padi, serta pestisida. Untuk benih jagung, saat ini perusahaan tengah gencar untuk memasok kebutuhan petani, mengingat bulan ini sudah memasuki masa tanam. Selain benih jagung, BISI juga menyiapkan benih inbrida.

Dengan begitu, BISI mengklaim siap menyalirkan stok benih jagung sebanyak 10.000 ton untuk tahun ini yang diantaranya 9.500 ton siap disalurkan bulan ini saat masa tanam di dimulai. Sedangkan benih inbrida dialokasikan sebanyak 10.000 ton dan akan disebar sebanyak 1.000 ton pada April ini.

Soal pabrik, BISI juga sedang membangun satu pabrik baru yang dikhususkan untuk pestisida. Pabrik tersebut berada di atas lahan seluas 2,6 hektare (ha) lokasinya pun juga sama dengan pabrik pestisida pertamannya di Lengkong, Mojokerto, Jawa Timur.

Untuk membangun pabrik tersebut, BISI menganggarkan biaya sebesar Rp 54 miliar yang seluruhnya berasal dari internal cash flow perusahaan. Adapun pembangunannya, sudah dimulai dari tahun lalu dan ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2016 mendatang.

Nantinya, pabrik pestisida baru ini memiliki kapasitas produksi 16.450 yon per tahun dana akan memproduksi tiga jenis pestisida yakni, granular, suspension concentrate (sc) dan block baik (umpan tikus).

Jemmy menyebutkan, dengan adanya pabrik baru ini BISI menargetkan pada tahun pertama pabrik baru akan berkontribusi terhadap penjualan mencapai Rp 50 miliar. Baru kemudian, di tahun kelima ditargetkan mencapai Rp 250 miliar.

Jika menilik, hasil laporan keuangan BISI di tahun lalu cukup positif. Sepanjang 2014, penjualan produk BISI tumbuh sebesar dua digit. Terlihat, pendapatan perusahan sebesar Rp 1,15 triliun atau naik 10% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1 triliun. Sementara, laba bersih perusahaan juga naik 29,9% menjadi Rp 165,2 miliar dari posisi Rp 127,04 miliar di 2013 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×