kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan minyak merosot, harga minyak kembali menanjak


Jumat, 09 Juli 2021 / 05:25 WIB
Pasokan minyak merosot, harga minyak kembali menanjak


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak bergerak rebound setelah laporan pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak menurun dengan cepat. Sementara itu, permintaan bahan bakar mencapai rekor tinggi di tengah puncak musim panas.

Harga minyak jenis WTI untuk pengiriman Agustus 2021 naik 0,61% di US$ 72,64 per barel. Sementara itu minyak jenis brent untuk kontrak September 2021 naik 0,56% di US$ 73,84 per barel. 

Menurut data Administrasi Informasi Energi, pasokan minyak mentah dan bensin domestik jatuh pada pekan lalu setelah permintaan bahan bakar melonjak menjadi 10 juta barel per hari selama seminggu menjelang liburan 4 Juli. 

Baca Juga: Dengan timeline sekarang, sulit mencapai target produksi minyak 1 juta bpd di 2030

"Jelas di AS, kami melihat pemulihan permintaan yang kuat," kata Quinn Kiley, manajer portofolio Tortoise, sebuah perusahaan yang memasarkan sekitar US$ 8 miliar aset terkait energi. Ia seperti dikutip Bloomberg menyebut, ini adalah arah harga minyak ke arah bullish.

Persediaan minyak mentah AS turun untuk minggu ketujuh berturut-turut. Harga minyak naik 11% bulan lalu sebelum perdagangan yang bergejolak minggu ini setelah kebuntuan OPEC+. 

Pasokan global telah diperketat di tengah pemulihan yang kuat di ekonomi seperti AS dan China mengarah pada seruan aliansi untuk meningkatkan pasokan dalam beberapa bulan mendatang.

Di AS, pasokan minyak mentah turun hampir 7 juta barel pekan lalu dengan persediaan bensin anjlok paling banyak sejak Maret, menurut laporan EIA. Sebuah laporan penelitian baru oleh Goldman Sachs Group Inc mengatakan, produksi minyak mentah negara itu tetap terlihat kurang bersemangat meskipun harga membaik, yang menunjukkan kurva minyak mentah akan tetap terbelakang. 

Baca Juga: Harga minyak mentah Indonesia (ICP) naik, ini dampaknya ke sektor hulu migas

Pada saat yang sama, negara anggota OPEC+ juga berhenti menanyakan tentang bagaimana meningkatkan pasokan pada Agustus dan bulan-bulan berikutnya. Uni Emirat Arab telah memblokir perjanjian dalam upaya untuk meningkatkan kuota produksinya. 

"Kebuntuan sedang berlangsung telah membatasi reli minyak mentah untuk saat ini," kata Kiley. Kondisi ini masih menjadi perhatian menyeluruh di pasar yang lebih luas.

Sementara itu, penyebaran varian delta juga menimbulkan kekhawatiran. Organisasi Kesehatan Dunia mendesak kehati-hatian pada kecepatan pembukaan kembali di seluruh dunia, dengan banyak wilayah melihat infeksi menyebar. 

Negara-negara seperti Jepang, Indonesia dan Thailand telah memperbarui pembatasan mobilitas untuk mengekang penyebaran Covid-19. "Pasar menyadari varian delta dan varian lain yang menjadi perhatian dapat memperlambat laju pemulihan permintaan, bahkan di Amerika Serikat," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Baca Juga: Kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) jadi angin segar bagi sektor hulu migas

Perusahaan minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco, berencana untuk mengumpulkan puluhan miliar dolar dengan menjual lebih banyak saham dalam bisnisnya. Eropa mungkin dipenuhi dengan pesawat lagi, tetapi penyulingan minyak yang membuat bahan bakar jet tidak melihat pemulihan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×