Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menanjak usai Pemilihan Umum (Pemilu) & Pemilihan Presiden (Pilpres) yang terselenggara pada Rabu (14/2).
Membawa IHSG melejit dua hari beruntun setelahnya, masing-masing menguat 1,30% dan 0,44% ke level 7.335,54. Secara mingguan, IHSG menutup pekan lalu dengan penguatan 1,39%.
Founder & CEO Finvesol Consulting Fendi Susiyanto menilai situasi ini sudah sesuai ekspektasi. Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) Pilpres berpotensi kuat berlangsung hanya satu putaran, yang lebih dipandang mengurangi ketidakpastian di mata investor.
Baca Juga: Jelang Libur Panjang, Intip Proyeksi IHSG & Rekomendasi Saham Untuk Rabu (7/2)
Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres), Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul dalam quick count. Tak banyak memberikan kejutan, lantaran sesuai dengan hasil survei sebelum penyelenggaraan Pilpres.
Keunggulan Prabowo-Gibran bahkan sempat mendongkrak sejumlah saham milik konglomerat yang mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 tersebut.
Di samping ikut mengerek naik saham-saham yang terkait keberlanjutan program Presiden Joko Widodo, seperti saham konstruksi.
Menurut Fendi, Pemilu & Pilpres yang sejauh ini berlangsung kondusif menjadi angin segar bagi pasar saham Indonesia. Situasi ini tetap menjaga daya tarik, di tengah bayang-bayang perlambatan ekonomi global, usai sejumlah negara maju seperti Jepang dan Inggris yang mengalami resesi.
Dengan kondisi ekonomi dalam negeri yang juga masih kondusif, Fendi optimistis IHSG akan terus menanjak hingga bisa menyentuh level 8.251 pada akhir tahun 2024.
Baca Juga: Prabowo Diprediksi Menang Pilpres 1 Putaran, Cek Proyeksi IHSG & Rekomendasi Saham
"Flow of fund kalau terjadi resesi di global masuknya ke Indonesia. Karena yield of return Indonesia masih atraktif dari kacamata investor asing," terang Fendi kepada Kontan.co.id, Minggu (18/2).
Selain respons positif pasar terhadap Pilpres, musim rilis laporan keuangan serta antisipasi terhadap pembagian dividen akan menjadi katalis penting penggerak IHSG dalam jangka pendek - menengah.
Sementara itu, Founder WH-Project William Hartanto mengingatkan agar pelaku pasar tetap berhati-hati karena setelah penguatan IHSG, koreksi wajar akibat profit taking bisa saja terjadi.
Baca Juga: Intip Proyeksi IHSG dan Saham-Saham Pilihan Analis untuk Sepekan ke Depan
Walaupun terjadi kenaikan nilai transaksi harian, tapi indikasi tekanan jual masih tampak. Hanya saja, secara teknikal William melihat IHSG tetap dalam posisi uptrend, sehingga peluang untuk menembus kembali level tertinggi baru (all time high) terbuka lebar.
Dalam jangka waktu hingga kuartal I-2024, William memproyeksikan IHSG bisa menyentuh level 7.400 - 7.600. Sedangkan sampai akhir tahun 2024, William menaksir IHSG berada di area 7.600 - 7.700.
Sentimen Suku Bunga BI
Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya mengingatkan, investor bakal terus mencermati dinamika politik selepas Pemilu & Pilpres.
Di samping itu, dalam sepekan ke depan pasar juga akan memperhatikan katalis lain, seperti arah suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
BI akan memutuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20 - 21 Februari 2024. Prediksi Cheril, BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6%, setidaknya hingga semester I-2024.
Mayoritas pelaku pasar pun memperkirakan RDG BI kali ini tidak membawa kejutan, dengan tetap menjaga tingkat suku bunga acuan.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Menguat 0,49%, Intip Proyeksi dan Rekomendasi Saham untuk Rabu (31/1)
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih punya pandangan serupa, BI rate akan tetap berada di level 6%. Arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, masih menjadi acuan.
Hanya saja, meski The Fed memiliki narasi pemotongan suku bunga pada semester II-2024, tapi saat ini pemangku kepentingan masih mempertimbangkan data ekonomi di AS.
Pada risalah Federal Open Market Committee (FOMC), The Fed berpotensi memberikan pernyataan yang netrasl terhadap keputusan suku bunga. CEO Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo turut melihat pelaku pasar akan mencerna hasil FOMC Minutes, di samping suku bunga acuan BI yang ditaksir tetap stabil.
Baca Juga: IHSG Memerah dalam Sepekan, Intip Proyeksi dan Rekomendasi Saham untuk Minggu Depan
Antisipasi terhadap rilis laporan keuangan & musim pembagian dividen, serta arus masuk dana investor asing pasca Pemilu & Pipres memang menjadi penggerak IHSG. Namun, Praska melihat ada potensi koreksi pada pekan ini akibat aksi profit taking.
Rekomendasi Saham
Praska menaksir, sepekan ke depan IHSG akan bergerak pada area 7.220 - 7.335. Saran Praska, cermati saham dari sektor barang konsumsi (consumer). Praska menjagokan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).
Pada sektor perbankan, Praska melirik PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), serta saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dari sektor energi.
Sementara itu, Ratih memprediksi IHSG pada perdagangan 19 - 23 Februari 2024 bakal bergerak mixed cenderung menguat dalam rentang support 7.280 dan resistance 7.400.
Secara teknikal, Ratih menyodorkan trading plan dengan menyematkan rekomendasi buy pada saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR). Target harga ada pada resistance masing-masing di level Rp 6.300, Rp 4.350, Rp 444 dan Rp 6.700.
Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni memprediksi jika BI rate tetap terjaga sesuai ekspektasi, maka pasar akan merespons positif. Agung menghitung IHSG berpotensi melaju pada area support 7.250 dan resistance di 7.450.
Agung menyarankan strategi buy on weakness pada saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga seperti perbankan dan properti.
Baca Juga: Cek Proyeksi IHSG dan Saham Jagoan Analis pada Perdagangan Awal Pekan Ini
Dia melirik BBNI, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Selain itu, saham-saham yang berpeluang terdongkrak sentimen positif dari program Prabowo-Gibran, layak diperhatikan. Agung memilah saham dari sektor infastruktur yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).
Kemudian dari sektor barang baku, khususnya semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Sektor yang terkait dengan properti seperti CTRA dan BBTN, serta sektor consumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY).
Baca Juga: Intip Prediksi IHSG & Rekomendasi Saham di Perdagangan Perdana September, Jumat (1/9)
Cheril juga memandang saham yang terkait efek Pilpres menarik dicermati. Seperti saham konstruksi yang berpotensi kembali terdongkrak keberlanjutkan proyek Ibu Kota Nusantara. Cheril melirik saham PTPP, SMGR dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).
William turut melihat saham konstruksi plat merah seperti ADHI dan PTPP bisa menjadi pilihan untuk trading.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News