kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.754.000   -4.000   -0,23%
  • USD/IDR 16.870   -305,00   -1,84%
  • IDX 5.996   -514,48   -7,90%
  • KOMPAS100 847   -82,06   -8,83%
  • LQ45 668   -66,74   -9,09%
  • ISSI 186   -15,12   -7,51%
  • IDX30 353   -34,16   -8,83%
  • IDXHIDIV20 427   -41,35   -8,83%
  • IDX80 96   -9,67   -9,17%
  • IDXV30 102   -9,19   -8,28%
  • IDXQ30 116   -10,74   -8,46%

Pasca kemenangan Trump, Wall Street sumringah


Kamis, 10 November 2016 / 06:06 WIB
Pasca kemenangan Trump, Wall Street sumringah


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Wall Street melesat lebih dari 1% pada transaksi Rabu (9/11) kemarin. Sektor finansial dan sektor kesehatan mencatatkan kenaikan terbesar setelah kandidat dari Partai Republik Donald Trump memenangkan pemilihan umum presiden Amerika Serikat.

Mengutip data CNBC, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 256,95 poin atau 1,4% menjadi 18.589,69. Saham Caterpillar mencatatkan kenaikan terbesar dan saham Procter & Gamble menghuni posisi top losers.

Sementara, indeks S&P 500 naik 23,7 poin atau 1,11% menjadi 2.163,26. Sektor finansial memimpin kenaikan di antara tujuh sektor lainnya. Sedangkan sektor utiliti merupakan sektor dengan penurunan terdalam.

Adapun indeks Nasdaq naik 57,58 poin atau 1,11% menjadi 5.251,07.

Dalam setiap dua saham yang naik, terdapat satu saham yang tertekan di New York Stock Exchange. Volume transaksi perdagangan melibatkan 1,41 miliar saham dan volume transaksi gabungan mencapai 6,16 miliar.

"Seharian kita melihat tingginya tingkat ketidakpastian. Hari ini (kemarin) kita mengetahui hasilnya," jelas JJ Kinahan, chief strategist TD Ameritrade. Dia mengatakan, sebagian reli kemarin didongkrak oleh aksi short covering, dan volatilitas masih tetap tinggi seiring penantian market atas pemilihan kabinet Trump.

Sedangkan John Stadler, head of US financial services PwC menjelaskan, sektor finansial melaju seiring adanya pandangan di bawah pemerintahan Trump regulasi terkait perbankan lebih sedikit ketimbang Clinton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×