Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen alat kesehatan, PT Haloni Jane Tbk (HALO) akan gencar memperluas pasar alat kesehatan di dalam maupun luar negeri pasca melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun Haloni Jane merupakan produsen sarung tangan karet asal Indonesia yang didirikan pada 2001 di bawah naungan Grup Shamrock.
Emiten berkode saham HALO ini punya keahlian dalam memproduksi sarung tangan Latex atau Nitrile, examination, disposable dan surgical sebagai peralatan medis maupun non medis.
Untuk mengingatkan, Haloni Jane resmi listing di BEI pada 8 Februari 2023. Dalam penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO), HALO melepas 1,13 miliar saham.
Baca Juga: Trisula Textile Industries (BELL) Incar Laba Bersih Rp 12 Miliar di Tahun 2023
Kala itu, Haloni Jane memasang harga penawaran umum saham di level Rp 100 per saham. Walhasil, dalam hajatan tersebut, HALO mengantongi dana segar senilai Rp 113 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan Haloni Jane untuk modal kerja. Terutama untuk pembelian bahan baku utama seperti latex, filler, sulphur, antioxidant dan bahan penunjang lainnya.
Lebih lanjut, modal kerja itu bakal dimanfaatkan oleh HALO untuk ekspansi dan meningkatkan penjualan di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Direktur Operasional Haloni Jane Juliana menuturkan saat ini HALO tengah fokus untuk memproduksi aneka jenis sarung tangan lainnya, untuk memperluas jaringan penjualan di sektor pasar yang berbeda.
Adapun kapasitas produksi Latex Examination Glove Powder Free, Non Sterile Haloni Jane mencapai 1,1 miliar pcs per tahun. Sementara kapasitas Latex Surgical Gloves, Powder Free, Sterile sebesar 67,2 juta pcs per tahun.
Bahkan sebelum go public, Haloni Jane sudah melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 40% pada 2022 menjadi lebih dari 1.200 juta sarung tangan per tahun.
Baca Juga: Bidik Pertumbuhan Pendapatan 15% pada 2023, Ini Strategi Pioneerindo Gourmet (PTSP)
Juliana optimitis potensi pasar alat kesehatan di dalam negeri, terutama pasar sarung tangan pada tahun ini masih sangat prospektif. Salah satunya, dukungan dari pemerintah yang mendorong masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri.
“Selain itu, adanya perubahan perilaku masyarakat pasca pandemi Covid-19 untuk lebih sehat. Ini menciptakan potensi yang cukup besar di sektor horeka,” kata Juliana kepada Kontan, Jumat (26/5).
Dalam memperkuat pasar dalam negeri, Haloni Jane akan menjalin kerja sama dengan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diharapkan bisa meningkatkan kinerja HALO.
“Kami akan menjalin kerja sama dengan salah satu BUMN terbesar dalam bidang farmasi dan akan terus meningkatkan kerja sama tersebut,” tutur Juliana.
Selain melakukan penjualan di dalam negeri, HALO juga melakukan penjualan ekspor ke sejumlah negara di Asia, Eropa, Timur Tengah dan Amerika Serikat (AS) dengan pangsa pasar terbesar.
Memang jumlah penjualan perseroan masih lebih besar di dalam negeri. 60% di Indonesia dan 40% ekspor. Kendati begitu, Juliana menjelaskan Haloni Jane akan terus ekspansi dengan memperluas pasar ekspor.
“Saat ini kami terus melakukan ekspansi ke negara-negara lainnya di Asia dan Eropa. Diantaranya Taiwan, Jepang, Serbia dan akan terus dikembangkan,” jelas Juliana.
Untuk bisa merambah pasar ekspor, produk Haloni Jane telah telah memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS dan sudah terakreditasi penuh untuk pasar Uni Eropa.
Selain dari sektor kesehatan, HALO juga akan melakukan ekspansi ke sektor horeka. Juliana bilang ekspansi ini seiringan dengan adanya kesadaran masyarakat dan dukungan dari pemerintah.
“Hal ini seiringan dengan dukungan pemerintah bahkan dunia pasca pandemi Covid-19 yang semakin meningkat untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan kesehatan,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News