Reporter: Marantina | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Fluktuasi harga saham di pasar saham membuat tidak semua produk reksadana saham memiliki kinerja ciamik. Bahkan, sejumlah reksadana mencetak imbal hasil (return) negatif.
Berdasarkan data Infovesta Utama, sepanjang Juni 2012, reksadana saham PNM Saham Agresif, menjadi reksadana saham berkinerja terburuk. Produk milik PT PNM Investment Management ini mencetak imbal hasil -4,24%. Disusul oleh produk reksadana dari PT Prospera Asset Management bernama Prospera Bijak dengan return -4,16%.
Rudiyanto, pengamat pasar modal, menuturkan, kinerja reksadana yang jeblok ketika harga saham sedang volatil disebabkan pemilihan saham yang kurang tepat. Selain itu, beberapa manajer investasi (MI) memilih untuk memegang uang tunai lebih banyak.
Ini merupakan antisipasi MI jika ada investor yang mau melakukan pengembalian (redemption). "Hal ini yang menghambat kinerja reksadana saham," kata Rudiyanto.
Produk kelolaan PT Jisawi Finas, yakni Jisawi Progresif pun melempem dengan meraih return -0,69%. Direktur Utama PT Jisawi Finas, Sunggul Situmorang mengatakan, itu lantaran penurunan total nilai aktiva bersih (NAB) yang cukup drastis.
Fokus ke infrastruktur
Akibatnya, banyak investor yang mengajukan komplain sehingga Jisawi meluncurkan produk baru bernama Jisawi Progresive pada Maret lalu. “Kami melakukan migrasi sehingga terpaksa menjual saham yang likuid. Selain itu, tidak disangka-sangka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melampaui level 4.000,” ungkapnya.
Selama ini, reksadana saham Jisawi fokus pada sektor consumer goods. Namun, menurut Sunggul, seiring perbaikan kondisi ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat (AS), sektor ini dirasa kurang cepat mengalami kenaikan. "Sehingga pada semester-II ini portofolio akan fokus ke sektor infrastuktur," ujarnya.
Jebloknya kinerja reksadana saham juga terjadi pada produk milik PT Emco Asset Management, yakni reksadana Emco Mantap. Produk ini yang mencetak return -1,31% pada Juni 2012. Jika dihitung dari awal tahun, imbal hasil Emco Mantap minus 4,89%.
Yohanis, Direktur PT Emco Asset Management, mengatakan, pemilihan saham produk reksadana ini memang lebih banyak pada saham-saham yang memiliki risiko tinggi .
Namun, ia optimistis akan ada perbaikan kinerja pada bulan ini seiring musim rilis laporan keuangan emiten. Harapannya, IHSG akan naik dan mampu mendongkrak kinerja reksadana saham.
Agar tak kian terpuruk, di awal semester-II, produk reksadana Emco akan lebih defensif. Ketika Oktober tiba, Emco akan lebih ofensif. "Untuk mengantisipasi kondisi pasar yang jelek, kami tetap akan fokus di sektor infrastruktur dan consumer goods," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News