Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau kinerja exchange traded fund (ETF) cukup terpengaruh oleh volatilitas pasar keuangan Indonesia, produk reksadana yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak kehilangan peminatnya. Hal ini terbukti dari jumlah dana kelolaan produk tersebut yang terus meningkat.
Mengutip data Infovesta Utama, per Agustus 2018, dana kelolaan ETF telah mencapai Rp 10,56 triliun. Angka ini meningkat 30,85% secara year to date (ytd) dari posisi di akhir tahun lalu sebesar Rp 8,07 triliun.
Chief Executive Officer Indo Premier Investment Management, Diah Sofianti berpendapat, permintaan terhadap ETF tetap tinggi di tengah ketidakpastian pasar. Pasalnya, para investor memanfaatkan koreksi pasar untuk berinvestasi ETF secara bertahap.
Menurutnya, sebagian investor memandang indikator fundamental ekonomi Indonesia masih cukup solid dan koreksi di pasar lebih didominasi oleh faktor eksternal. Namun, investor tetap harus berhati-hati karena masih banyak sentimen negatif yang memicu peningkatan volatilitas pasar.
Ia pun menyarankan agar investor meninjau kembali portofolio ETF yang dikoleksinya. “Jika sudah sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan, maka koreksi ini merupakan peluang untuk membeli ETF secara bertahap di harga yang lebih murah,” kata Diah, Senin (10/9).
Head of Research & Consulting Services Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menilai, potensi berkembangnya ETF tak hanya terlihat dari pertumbuhan nilai dana kelolaan saja, melainkan juga jumlah produk yang beredar. Hingga saat ini, sudah ada 21 produk ETF yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Edbert menyebut ETF sebagai salah satu produk investasi yang sudah sangat berkembang pesat di negara-negara maju. Berbekal kelebihan berupa transparansi isi portofolio dan fleksibilitas dalam bertransaksi, peminat ETF di Indonesia diyakini akan terus bertambah terlepas dari kondisi pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News