kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar volatil, pamor reksadana pasar uang meningkat


Kamis, 15 Maret 2018 / 21:35 WIB
Pasar volatil, pamor reksadana pasar uang meningkat
ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Februari 2018, mayoritas jenis reksadana mencatatkan kenaikan dana kelolaan. Pertumbuhan dana kelolaan tertinggi dicatatkan reksadana pasar uang yang meningkat 10,05% month on month (mom) menjadi Rp 66,17 triliun. Sementara, year to date (ytd) dana kelolaan reksadana pasar uang tumbuh 69,66%.

Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama, Edbert Suryajaya mengatakan, melesatnya dana kelolaan reksadana pasar uang menunjukkan karakteristik investor reksadana, mayoritas ingin berinvestasi dalam jangka pendek. Salah satu pemicu investor jadi lebih banyak berinvestasi pada instrumen investasi berjangka pendek adalah sentimen eksternal yang cenderung berdampak negatif bagi pasar saham maupun obligasi.

"Ketika investor masuk ke pasar uang berarti ada kekhawatiran bahwa instrumen lainnya, yaitu saham dan obligasi sedang tertekan, sehingga mereka pindah ke reksadana pasar uang terlebih dahulu," kata Edbert, Kamis (15/3).

Lihat saja, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) menurun seiring pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Lalu, pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan juga tercatat turun 1,88%.

Tipikal investor reksadana pasar uang ditujukan untuk menyimpan dana investasi secara sementara. Hal ini bisa berarti investor cenderung wait and see melihat kondisi pasar atau menaruh dana semenatara di reksadana pasar uang sebelum benar-benar keluar dari pasar modal atau obligasi Indonesia.

"Perkembangan kondisi dari sentimen eksternal dan domestik ini yang masih kita nantikan," kata Edbert. Namun, ia cenderung melihat saat ini investor wait and see.

Edbert mengatakan secara umum, apabila arah kebijakan The Federal Reserves menaikkan suku bunga, maka ada kemungkinan Bank Indonsia turut menyesuaikan. Kenaikan suku bunga bisa membantu kinerja reksadana pasar uang yang memiliki aset utama deposito.

Edbert memproyeksikan secara rata-rata reksadana pasar uang pada tahun ini bisa berkinerja 4%-5%. Hanya saja mengenai dana kelolaan, katanya, karakteristik reksadana pasar uang biasanya hanya dijadikan investor sebagai persinggahan sementara, bukan kendaraan investasi utama. "Kadang akan ditarik lagi ketika menemukan penempatan investasi yang lebih baik," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×