Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Rudiyanto mengatakan kombinasi antara komoditas dan perbedaan kebijakan The Fed membuat asing berspekulasi bahwa mata uang rupiah bisa melemah signifikan terhadap dolar dengan asumsi bisa ke level Rp 15.000 per dolar AS-Rp 16.000 per dolar AS.
Pada akhir tahun nanti, Rudiyanto memperkirakan IHSG masih berpeluang untuk bergerak ke area 7.500-8.000. Sementara Reza mengatakan target indikasi IHSG belum berubah pada akhir tahun masih berada di level 7.300.
Rudiyanto melihat adanya asumsi pelemahan mata uang dapat menjadi pemicu asing untuk net sell di pasar saham.
Baca Juga: Ditutup Anjlok 2,28% ke Level 6.639, Simak Proyeksi IHSG pada Selasa (5/7)
Sementara sentimen positif bisa berasal dari potensi kenaikan suku bunga BI. Sehingga sentimen negatif di kurs rupiah berubah dan asing net buy kembali.
"Tapi dengan catatan sesuai harapan asing juga, misalnya naik 50 bps atau lebih tinggi. Kalau masih konservatif, mungkin tekanan jual masih berlanjut," ucap Rudiyanto.
Pada kondisi saat ini Rudiyanto mengatakan investor bisa mengambil peluang beli saat harga murah. Jika masih ragu, investor bisa bertahap masuk ke reksadana saham yang harganya lebih murah.
Baca Juga: Saham-Saham Batubara Sudah Tinggi, Apa yang Harus Dilakukan Investor?
Reza menyarankan untuk para investor yang berminat di pasar saham bisa mulai cicil beli dari sekarang. Untuk investor yang masih wait and see, investor bisa parkir terlebih dahulu di pasar uang hingga momentum koreksi yang diharapkan. Setelah itu, investor bisa beralih ke pasar saham.
"Sementara untuk pilihan saham yang dapat dipilih dan cermati ada sektor energi dan perbankan," ucap Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News