Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Untuk reksadana saham sendiri, Wawan menjelaskan juga terjadi sinyal redemption, tercermin dari data jumlah UP yang turun. Kondisi tersebut sekaligus mencerminkan bahwa redemption lebih besar dari subscriprion.
Selain itu, AUM reksadana exchange traded fund (ETF) juga tercatat turun Rp 110 miliar hanya saja menjadi RP 14,09 triliun. Padahal ini justru berhasil mencatatkan kenaikan UP sebanyak 4,04%.
Baca Juga: Tangani reksadana yang bermasalah, ini yang dilakukan OJK
Meskipun total AUM Januari 2020 turun, namun masih ada beberapa jenis reksadana yang berhasil menahan penurunan dana kelolaan semakin dalam. Sebut saja reksadana pasar uang yang mencatatkan kenaikan AUM hingga Rp 6,53 triliun menjadi Rp 74,73 triliun, diikuti kenaikan UP sebanyak 9,26%.
Sebulan terakhir, investor juga banyak masuk ke reksadana indeks sehingga AUM naik Rp 187 miliar menjadi Rp 8,98 triliun, dengan UP naik 7,37%. Ada juga reksadana pendapatan tetap yang tumbuh Rp 2,02 triliun menjadi Rp 115,36 triliun, dengan UP yang turun tipis 0,78%.
"Suku bunga diprediksi turun, dengan deposito rendah maka paling optimal menempatkan pada aset yang berbasis obligasi. Kalau pasar uang, karena setara deposito meskipun disertai likuiditas yang tinggi," ujarnya.