Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham di Eropa dan Asia naik ke level tertinggi sejak Oktober tahun lalu. Karena tanda-tanda optimisme tentang ekonomi China dan diskusi perdagangan membuat kekhawatiran pertumbuhan global sementara berkurang. Komoditas dari minyak sampai dengan tembaga menguat.
Mengutip Bloomberg pada Senin (18/2) pukul 15.30 WIB, Stoxx Europe tumbuh dengan katalis produksi mobil yang stabil dan berpotensi tumbuh. Bahkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerima laporan hasil perundingan perdagangan dengan China yang mungkin merupakan langkah awal untuk menaikkan tarif impor mobil di pasar AS.
Di Asia, saham naik karena pertumbuhan kredit China melebihi ekspektasi pada Januari, membantu meredakan kekhawatiran perlambatan ekonomi negara Tirai Bambu. Percekcokan tarif impor antara AS dan China mendorong munculnya risiko menjelang pembicaraan kedua belah negara di Washington Dc, AS minggu ini.
Akibatnya dollar AS menguat Jumat (15/2) setelah dua hari mengalami pelemahan dan minyak global di west texas intermediate (WTI) di atas US$ 56 per barel.
Bahkan dengan optimisme ekonomi di Asia, perdagangan terus mendominasi pasar global ketika negara adidaya ekonomi berlomba untuk mencapai kesepakatan yang mencegah kenaikan tarif impor China pada 1 Maret. Tetapi, Trump mengatakan ia mungkin memperpanjang batas waktu kesepakatan tersebut.
Selama akhir pekan kemarin Trump mengatakan pembicaraan gencatan dagang sangat produktif. Presiden China, Xi Jinping juga terdengar optimistis lewat pernyataan putaran pertemuan terakhir mencapai kemajuan penting dalam langkah lain.
"Dengan melemahnya ekonomi AS, motivasi kedua belah pihak untuk mendapatkan sesuatu yang disepakati dalam jangka pendek cukup tinggi karena mereka masih memperdebatkan masalah yang lebih struktural," Manajer Dana Ekuitas Global, Antipodes Partners Ltd, Sunny Bangia kepada Bloomberg TV di Sydney.
Di sisi lain, Federal Reserve kemungkinan dalam waktu dekat akan menunjukkan alasan untuk menunda terstimoni kenaikan suku bunga mereka. Presiden bank sentral eropa Mario Draghi berbicara pada Jumat (15/2) setelah ekonomi kawasan euro berulang kali jatuh jauh dari harapan.
Sementara, mata uang poundsterling menguat karena Perdana Menteri Inggris, Theresa May bersiap untuk kembali ke Brussels untuk pembicaraan lebih lanjut dengan para pemimpin Uni Eropa terkait Brexit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News