Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan pasar properti pada tahun lalu menyebabkan kinerja PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) cenderung datar sepanjang sembilan bulan di tahun lalu. Meski begitu, pendapatan dari divisi healthcare dan pendapatan berulang (recurring income) LPKR berhasil naik hingga double digit.
Selama periode Januari-September 2017, LPKR mencatat pendapatan sebesar Rp 7,5 triliun. Jumlah ini hanya naik tipis 3,45% year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 7,25 triliun.
Pertumbuhan yang cenderung stagnan ini menyebabkan laba bersih perseroan turun menjadi Rp 625 miliar per kuartal III 2017 dari periode yang sama tahun 2016 mencapai Rp 664,59 miliar.
"Salah satu penyebab datarnya pertumbuhan kami di kuartal ketiga tahun lalu ialah karena turunnya pendapatan dari divisi residential & urban development," ujar Senior Manager Investor Relations LPKR William Wijaya Utama dalam keterangan resmi yang dirilis Rabu (31/1).
Pendapatan dari divisi residential & urban development turun sebesar 20% yoy menjadi Rp 1,9 triliun. Hal ini dipicu penurunan pendapatan dari townships sebesar 32%, yang mencerminkan pelemahan pasar properti Indonesia selama sembilan bulan di tahun lalu.
Adapun, kontribusi terbesar pendapatan LPKR diperoleh dari pendapatan berulang. Divisi ini berhasil menyumbang 74% dari total pendapatan per September 2017. Pendapatan berulang naik 11% yoy menjadi Rp 5,5 triliun.
Di sisi lain, bisnis healthcare berhasil mencatatkan peningkatan. Pendapatan dari lini bisnis rumah sakit dan kesehatan meningkat sebesar 12% yoy menjadi Rp 4,3 triliun.
Divisi manajemen aset juga mencatat peningkatan sebesar 9% yoy menjadi Rp 707 miliar di kuartal ketiga 2017, lantaran membesarnya basis aset yang dikelola serta tumbuhnya fee dan pendapatan dividen dari kedua REITS yang dilaksanakan LPKR di Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News