kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar menjauhi aset berisiko, rupiah kembali melemah


Selasa, 19 November 2019 / 18:56 WIB
Pasar menjauhi aset berisiko, rupiah kembali melemah
ILUSTRASI. Pekerja menghitung uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (28/3/2019). Tarik ulur perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dan China kembali menekan pergerakan nilai tukar rupiah.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tarik ulur perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dan China kembali menekan pergerakan nilai tukar rupiah.

Mengutip Bloomberg di pasar spot, rupiah melemah 0,09% ke Rp 14.091 per dollar AS. Kompak, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga melemah 0,11% ke Rp 14.091 per dollar AS.

Analis Monex Investindo Faisyal mengatakan rupiah melemah karena dominasi pengaruh faktor eksternal. Kabar terbaru berhembus, China pesimistis terkait kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang dengan AS.

Baca Juga: Hasil perundingan dagang AS-China tak jelas, rupiah masih akan melemah

Presiden AS Donald Trump pun masih enggan untuk menghapus tarif impor. Padahal sebelumnya, AS sudah menyetujui penghapusan bea masuk untuk produk China.

"Persoalan Brexit yang belum usai juga berpotensi menekan pergerakan rupiah," kata Faisyal, Selasa (19/11).

Sementara, dari dalam negeri belum ada data maupun sentimen yang menggerakkan rupiah.

Faisyal memproyeksikan, kalau hingga besok (20/11), sentimen geopolitik belum mereda maka rupiah berpotensi kembali melemah.

Baca Juga: Trump enggan turunkan tarif, China pesimistis dengan kesepakatan dagang

"Perang dagang AS dan China yang masih berlanjut membuat pasar menjauhi aset berisiko, termasuk rupiah," kata Faisyal.

Rentang rupiah besok, Faisyal memproyeksikan di level Rp 14.020 per dollar AS hingga Rp 14.135 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×