Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) atas suku bunga acuan akan menyetir pergerakan pasar saham dalam negeri sepekan ini. BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 22-23 April 2025 untuk menentukan arah suku bunga acuan.
Konsensus analis memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga di level 5,75%.
Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan, mengatakan pasar saham cenderung bergerak hati-hati menjelang keputusan tersebut. Menurut dia, BI masih akan menahan suku bunga.
Alasannya, ketidakpastian global masih tinggi, termasuk risiko ketegangan dagang dan rencana tarif baru dari Amerika Serikat (AS). Hal ini membuat peluang BI menurunkan suku bunga cukup sempit. Penurunan suku bunga yang terlalu cepat dapat menekan nilai tukar rupiah.
Baca Juga: BI Pangkas Suku Bunga, Simak Saham Rekomendasi Analis
"Dengan suku bunga ditahan, IHSG kemungkinan akan bergerak terbatas di kisaran 6.300.600 dalam jangka pendek, sembari menunggu kepastian arah pasar global dan arus dana asing," kata Felix, Senin (21/4).
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisory Ekky Topan, sependapat bahwa menahan suku bunga penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga potensi keluarnya dana asing.
Prediksi Ekky, dalam jangka pendek, IHSG akan bergerak volatil dan cenderung netral di rentang pergerakan 6.350-6.500. Namun, jika suku bunga turun, Ekky menilai ada potensi penguat IHSG sebesar 2%-5%.
Sebab, penurunan suku bunga dapat meningkatkan likuiditas, menurunkan biaya pinjaman, dan mendorong pertumbuhan kredit, yang menguntungkan sektor perbankan, konsumsi, dan properti. Sentimen ini juga menarik aliran modal asing ke pasar saham Indonesia, mengingat imbal hasil AS lebih rendah.
Baca Juga: Harga Emas Global Kembali Berkilau, Intip Saham-Saham Pilihan Analis
Felix menambahkan, jika suku bunga diturunkan, saham-saham di sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti properti, konstruksi, dan perbankan berkapitalisasi kecil bakal mendapat angin segar.
Sementara itu, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menilai, pergerakan pasar saham ke depan masih dipengaruhi dinamika global. Dalam jangka pendek, IHSG akan bergerak di level 6.000 hingga 6.600.
"Saran bagi investor adalah untuk tetap hati-hati, sambil melihat aktivitas investor asing." ujar Rully.